Ketika berbicara mengenai masalah penglihatan, seringkali kita mendengar istilah "astigmatisme" dan "silinder". Bagi banyak orang, kedua istilah ini terdengar sama atau bahkan membingungkan. Padahal, keduanya merujuk pada kondisi yang sama, namun dengan penekanan yang sedikit berbeda. Artikel ini akan mengupas tuntas perbedaan nuansa antara astigmatisme dan silinder, serta bagaimana kondisi ini memengaruhi cara kita melihat dunia.
Secara umum, astigmatisme adalah kelainan refraksi mata yang disebabkan oleh kelengkungan kornea (lapisan bening di depan mata) atau lensa mata yang tidak merata. Pada mata yang sehat, kornea dan lensa memiliki bentuk yang halus dan membulat sempurna, seperti bola basket. Bentuk yang sempurna ini memungkinkan cahaya masuk ke mata dan terfokus dengan tepat pada satu titik di retina, menghasilkan penglihatan yang jelas dan tajam.
Namun, pada penderita astigmatisme, kornea atau lensa mata memiliki bentuk yang lebih lonjong atau seperti telur. Akibatnya, cahaya yang masuk ke mata tidak terfokus pada satu titik saja, melainkan tersebar ke beberapa titik. Hal ini menyebabkan objek terlihat kabur, terdistorsi, atau berganda, baik saat melihat objek dekat maupun jauh.
Istilah silinder (dalam konteks resep kacamata atau lensa kontak) merujuk pada cara koreksi untuk astigmatisme. Angka silinder pada resep kacamata, seperti -0.75 atau +1.50, menunjukkan sejauh mana kelengkungan mata tidak merata pada satu meridian (garis imajiner). Angka ini mengukur kekuatan lensa khusus yang diperlukan untuk mengkompensasi bentuk kornea atau lensa yang tidak teratur tersebut.
Lensa silinder memiliki desain khusus yang berbeda dari lensa untuk rabun jauh (miopi) atau rabun dekat (hipermetropi) yang hanya memiliki satu titik fokus. Lensa silinder memiliki kekuatan yang berbeda di berbagai meridiannya. Tujuannya adalah untuk "menghaluskan" kelengkungan mata yang tidak rata sehingga cahaya dapat difokuskan dengan benar di retina.
Jadi, ketika dokter mata atau optik mengatakan Anda memiliki "silinder", mereka sebenarnya merujuk pada adanya astigmatisme dan mengindikasikan kebutuhan akan lensa korektif dengan kekuatan silinder. Angka silinder ini, bersama dengan angka lain seperti axis (sumbu), memberikan informasi lengkap mengenai derajat dan orientasi astigmatisme pada mata Anda.
Meskipun merujuk pada kondisi yang sama, ada perbedaan nuansa dalam penggunaan istilah:
Sederhananya, Anda memiliki astigmatisme, dan Anda membutuhkan lensa silinder untuk mengoreksinya. Dalam percakapan sehari-hari, orang mungkin berkata "mata saya silinder" yang sebenarnya berarti "mata saya memiliki astigmatisme".
Gejala astigmatisme dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahannya, namun yang paling umum meliputi:
Penyebab utama astigmatisme adalah bentuk kornea atau lensa mata yang tidak rata. Kondisi ini bisa:
Astigmatisme didiagnosis melalui pemeriksaan mata komprehensif yang dilakukan oleh dokter mata atau optik. Tes refraksi standar, termasuk penggunaan alat yang disebut phoropter, dapat mengukur derajat astigmatisme Anda. Pemeriksaan lain seperti keratometry atau topography mata juga dapat memberikan gambaran lebih detail tentang bentuk kornea Anda.
Koreksi astigmatisme dapat dilakukan melalui:
Penting untuk dicatat: Istilah "silinder" pada resep kacamata adalah bagian dari cara mengukur dan mengoreksi astigmatisme. Keduanya saling berkaitan erat dan tidak dapat dipisahkan dalam konteks perbaikan penglihatan.
Memahami perbedaan nuansa antara astigmatisme sebagai kondisi medis dan silinder sebagai komponen koreksi kacamata dapat membantu Anda berkomunikasi lebih baik dengan tenaga profesional kesehatan mata dan membuat keputusan yang lebih tepat mengenai perawatan penglihatan Anda. Jika Anda mengalami gejala penglihatan kabur atau terdistorsi, segera konsultasikan dengan dokter mata untuk mendapatkan diagnosis dan penanganan yang tepat.