Audiometri Presbikusis: Mengenal Gangguan Pendengaran Akibat Usia

Ilustrasi: Pendengaran yang Menurun

Gangguan pendengaran adalah salah satu masalah kesehatan yang umum dialami seiring bertambahnya usia. Kondisi ini dikenal sebagai presbikusis. Presbikusis bukanlah penyakit, melainkan sebuah proses degeneratif yang terjadi pada organ pendengaran, terutama pada koklea (rumah siput) dan saraf pendengaran. Semakin bertambah usia seseorang, semakin besar kemungkinan mengalami penurunan kemampuan mendengar.

Apa Itu Presbikusis?

Presbikusis secara medis didefinisikan sebagai penurunan pendengaran sensorineural bilateral yang bersifat progresif dan biasanya muncul setelah usia 60 tahun. Hal ini terjadi akibat perubahan struktural dan fungsional pada telinga bagian dalam, termasuk hilangnya sel-sel rambut halus (hair cells) di koklea yang bertanggung jawab mengubah getaran suara menjadi sinyal saraf, serta penurunan fungsi saraf pendengaran itu sendiri.

Meskipun presbikusis adalah bagian alami dari proses penuaan, beberapa faktor dapat mempercepat atau memperparah kondisinya. Faktor-faktor ini meliputi:

Gejala Presbikusis

Gejala presbikusis biasanya muncul secara bertahap dan seringkali tidak disadari pada awalnya. Gejala umum meliputi:

Peran Audiometri dalam Diagnosis Presbikusis

Untuk mendiagnosis dan mengukur tingkat keparahan presbikusis, profesional kesehatan pendengaran akan melakukan serangkaian tes yang disebut audiometri. Audiometri adalah metode standar emas untuk mengevaluasi kemampuan mendengar seseorang. Terdapat beberapa jenis audiometri yang dapat digunakan:

  1. Audiometri Nada Murni (Pure Tone Audiometry): Tes ini mengukur ambang pendengaran seseorang untuk berbagai frekuensi suara, dari frekuensi rendah (sekitar 250 Hz) hingga frekuensi tinggi (sekitar 8000 Hz). Pasien diminta untuk memberi sinyal (misalnya, mengangkat tangan) setiap kali mendengar suara yang dipancarkan melalui headphone. Hasilnya direpresentasikan dalam sebuah grafik yang disebut audiogram. Pada kasus presbikusis, audiogram biasanya menunjukkan penurunan pendengaran pada frekuensi tinggi yang bersifat simetris (terjadi pada kedua telinga) dan progresif.
  2. Audiometri Ucapan (Speech Audiometry): Tes ini mengevaluasi kemampuan seseorang untuk mendengar dan memahami kata-kata. Melibatkan pengulangan kata-kata yang terdengar pada tingkat kenyaringan yang berbeda. Tes ini memberikan informasi penting tentang seberapa baik seseorang dapat berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari, yang seringkali lebih terpengaruh oleh presbikusis dibandingkan sekadar mendengar nada.
  3. Tympanometry: Meskipun bukan tes langsung untuk presbikusis, tympanometry mengukur fungsi telinga tengah dan membantu menyingkirkan masalah pendengaran konduktif.

Penanganan dan Manajemen Presbikusis

Meskipun presbikusis tidak dapat disembuhkan, penurunan pendengaran dapat dikelola untuk meningkatkan kualitas hidup. Penanganan utamanya meliputi:

Pemeriksaan pendengaran secara rutin, terutama setelah usia 50 tahun atau jika memiliki riwayat paparan kebisingan, sangat penting untuk deteksi dini dan intervensi yang tepat. Dengan diagnosis yang akurat melalui audiometri dan penanganan yang sesuai, orang dengan presbikusis dapat tetap terhubung dengan dunia di sekitar mereka dan menikmati kehidupan yang lebih kaya.

Konsultasikan Pendengaran Anda Hari Ini
🏠 Homepage