Dalam upaya memahami kesehatan pendengaran seseorang, berbagai metode pengujian telah dikembangkan. Salah satu metode yang sangat penting dan praktis adalah audiometri tutur. Berbeda dengan tes nada murni yang mengukur ambang batas pendengaran pada frekuensi tertentu, audiometri tutur berfokus pada kemampuan seseorang untuk memahami kata-kata dan kalimat yang diucapkan. Ini mencerminkan bagaimana pendengaran berfungsi dalam situasi komunikasi sehari-hari yang sebenarnya.
Secara sederhana, audiometri tutur adalah sebuah tes yang mengevaluasi kemampuan pendengaran seseorang terhadap suara ucapan. Tes ini bertujuan untuk menentukan seberapa baik seseorang dapat mendengar dan memahami kata-kata yang diucapkan, terutama pada tingkat volume yang berbeda. Ini adalah komponen krusial dalam evaluasi pendengaran karena pendengaran bukan hanya tentang mendeteksi suara, tetapi juga tentang memproses dan memahami informasi yang disampaikan melalui suara.
Tes ini biasanya dilakukan dengan memutar serangkaian kata atau kalimat yang telah dikalibrasi dengan cermat. Peserta tes diminta untuk mengulang kata atau kalimat tersebut sebisa mungkin. Hasil tes akan dianalisis untuk menentukan persentase kata atau kalimat yang berhasil dikenali dengan benar. Tingkat suara (volume) di mana 50% kata atau kalimat berhasil dipahami biasanya menjadi patokan utama, yang dikenal sebagai Ambang Batas Pemahaman Tutur (Word Recognition Score/WRS).
Audiometri tutur memainkan peran vital dalam beberapa aspek:
Sebagian besar dari kita berinteraksi melalui percakapan setiap hari. Gangguan pendengaran, bahkan yang ringan, dapat menyebabkan kesulitan dalam mengikuti percakapan, terutama di lingkungan yang bising. Audiometri tutur secara langsung mengukur kemampuan pendengaran dalam konteks ini, memberikan gambaran yang lebih realistis tentang dampak gangguan pendengaran pada komunikasi sosial dan profesional.
Kadang-kadang, seseorang mungkin memiliki ambang batas pendengaran yang masih dalam batas normal untuk nada murni, tetapi masih mengalami kesulitan dalam memahami ucapan. Ini bisa disebabkan oleh masalah pemrosesan suara di otak atau kerusakan pada serabut saraf pendengaran. Audiometri tutur sangat efektif dalam mengidentifikasi defisit semacam ini.
Hasil audiometri tutur sangat berharga bagi ahli audiologi dalam merekomendasikan dan memprogram alat bantu dengar yang paling sesuai. Dengan mengetahui seberapa baik seseorang memahami ucapan pada berbagai tingkat volume, dokter dapat menyesuaikan pengaturan alat bantu dengar untuk memaksimalkan kejernihan suara dan pemahaman.
Bagi individu yang menjalani terapi pendengaran atau menggunakan alat bantu dengar, audiometri tutur dapat digunakan untuk memantau kemajuan dan efektivitas intervensi yang telah dilakukan. Perubahan dalam skor pemahaman tutur dapat menunjukkan peningkatan atau penurunan fungsi pendengaran.
Proses audiometri tutur umumnya melibatkan langkah-langkah berikut:
Penting untuk dicatat bahwa audiometri tutur dapat dilakukan dengan berbagai cara, termasuk pengujian satu telinga secara independen, atau dengan presentasi suara yang berbeda ke kedua telinga secara bersamaan (dikenal sebagai test interaural). Konteks lingkungan, seperti kebisingan latar belakang, juga dapat ditambahkan untuk mensimulasikan situasi pendengaran yang lebih realistis.
Gangguan pendengaran dapat bervariasi dalam tingkat keparahannya dan jenisnya. Audiometri tutur membantu mengklasifikasikan lebih lanjut bagaimana gangguan pendengaran memengaruhi kemampuan seseorang untuk memahami ucapan. Misalnya, seseorang dengan gangguan pendengaran konduktif (masalah pada telinga luar atau tengah) mungkin memiliki WRS yang baik pada volume yang cukup keras, sementara seseorang dengan gangguan pendengaran sensorineural (masalah pada telinga dalam atau saraf pendengaran) mungkin mengalami penurunan WRS yang signifikan bahkan pada volume yang tinggi, menunjukkan adanya distorsi suara.
Dalam kasus gangguan pendengaran yang parah atau ketika alat bantu dengar tidak memberikan hasil yang memuaskan, audiometri tutur juga dapat menjadi bagian dari evaluasi untuk kandidat implan koklea. Kemampuan pemrosesan ucapan adalah salah satu hasil utama yang diharapkan dari implantasi koklea.
Audiometri tutur adalah alat diagnostik yang tak ternilai dalam bidang audiologi. Ini memberikan wawasan mendalam tentang kemampuan pendengaran seseorang dalam konteks komunikasi yang paling penting bagi kehidupan manusia: percakapan. Dengan menguji pemahaman ucapan, profesional kesehatan dapat memberikan diagnosis yang lebih akurat, rekomendasi perawatan yang lebih efektif, dan membantu individu untuk kembali terhubung dengan dunia suara di sekitar mereka.