Asites perut, atau penumpukan cairan abnormal di dalam rongga peritoneum (rongga yang mengelilingi organ-organ perut), merupakan kondisi yang serius dan seringkali menjadi tanda dari penyakit yang mendasarinya. Kondisi ini dapat menyebabkan rasa tidak nyaman, pembengkakan perut, sesak napas, dan berbagai komplikasi lainnya. Memahami cara mengatasi asites perut sangat penting untuk manajemen kesehatan yang efektif.
Rongga peritoneum secara alami mengandung sedikit cairan yang berfungsi sebagai pelumas bagi organ-organ pencernaan. Namun, ketika produksi cairan ini berlebihan atau drainase cairan terganggu, terjadilah penumpukan yang signifikan, yang dikenal sebagai asites. Penyebab paling umum dari asites adalah penyakit hati kronis (sirosis), namun kondisi lain seperti gagal jantung, penyakit ginjal, kanker perut (terutama kanker ovarium, hati, atau pankreas), dan infeksi (seperti tuberkulosis) juga dapat menjadi pemicunya.
Gejala asites dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahannya dan penyebab yang mendasarinya. Gejala umum meliputi:
Penanganan asites perut berfokus pada dua tujuan utama: mengatasi penyebab mendasar penyakit dan mengurangi penumpukan cairan yang menyebabkan gejala. Berikut adalah beberapa cara mengatasi asites perut yang umum dilakukan oleh tenaga medis:
Ini adalah langkah paling krusial. Tanpa mengatasi penyakit utama, asites kemungkinan akan terus berulang. Misalnya:
Diet rendah garam sangat penting untuk mencegah retensi cairan lebih lanjut. Dokter seringkali merekomendasikan pembatasan asupan natrium hingga kurang dari 2 gram per hari. Dalam beberapa kasus, pembatasan asupan cairan juga mungkin disarankan, meskipun ini kurang umum dibandingkan pembatasan garam.
Diuretik adalah obat yang membantu tubuh membuang kelebihan cairan dan garam melalui urine. Obat-obatan seperti spironolactone (diuretik hemat kalium) dan furosemide (diuretik loop) sering diresepkan untuk membantu mengelola asites. Pengobatan ini biasanya dimulai dengan dosis rendah dan ditingkatkan secara bertahap sesuai respons pasien.
Jika penumpukan cairan menyebabkan gejala yang signifikan dan tidak merespons dengan baik terhadap diuretik, paracentesis dapat dilakukan. Prosedur ini melibatkan penyisipan jarum atau kateter ke dalam rongga perut untuk mengeluarkan cairan. Paracentesis terapeutik dapat memberikan kelegaan yang cepat dari rasa tidak nyaman dan sesak napas. Cairan yang dikeluarkan dapat mencapai beberapa liter.
Paracentesis juga dapat dikombinasikan dengan pemberian albumin intravena untuk menggantikan protein yang hilang bersama cairan dan membantu menjaga keseimbangan cairan dalam tubuh.
Dalam kasus asites yang refrakter (tidak membaik dengan pengobatan lain), prosedur bedah yang disebut shunt peritoneovenous dapat dipertimbangkan. Shunt ini adalah tabung yang ditanamkan untuk mengalirkan cairan dari rongga perut langsung ke dalam pembuluh darah, di mana cairan tersebut dapat diproses oleh tubuh secara alami. Namun, prosedur ini memiliki risiko infeksi dan komplikasi lainnya, sehingga jarang digunakan sebagai lini pertama pengobatan.
Untuk pasien dengan asites yang disebabkan oleh hipertensi portal (tekanan tinggi pada vena porta, biasanya akibat sirosis), TIPS bisa menjadi pilihan. Prosedur ini menciptakan jalur baru antara vena porta dan vena hepatik, mengurangi tekanan di vena porta dan membantu mencegah pembentukan asites. TIPS adalah prosedur yang dilakukan oleh interventional radiologist.
Selain penanganan medis, pasien dengan asites juga perlu memperhatikan gaya hidup:
Mengatasi asites perut memerlukan pendekatan yang komprehensif dan kerja sama erat antara pasien dan tim medis. Diagnosis dini dan penanganan yang tepat terhadap penyakit penyebabnya adalah kunci untuk mengelola kondisi ini dan meningkatkan kualitas hidup pasien.