Eceng gondok (Eichhornia crassipes) yang sering dianggap sebagai gulma, ternyata memiliki potensi besar sebagai bahan baku pembuatan asam humat. Asam humat adalah komponen organik penting dalam tanah yang berfungsi meningkatkan kesuburan, kemampuan menahan air, serta stimulasi pertumbuhan tanaman. Memanfaatkan eceng gondok untuk membuat asam humat menjadi solusi berkelanjutan untuk pengelolaan gulma dan peningkatan kualitas lahan pertanian.
Eceng gondok tumbuh dengan sangat cepat di perairan, sehingga seringkali menimbulkan masalah lingkungan dan ekologis. Kandungan bahan organik yang tinggi dalam eceng gondok menjadikannya sumber yang ideal untuk produksi asam humat. Proses pengolahan eceng gondok menjadi asam humat tidak hanya mengurangi populasi gulma, tetapi juga menghasilkan produk bernilai tambah yang bermanfaat bagi pertanian.
Terdapat beberapa metode untuk membuat asam humat dari eceng gondok, mulai dari metode konvensional hingga metode yang lebih modern. Berikut adalah salah satu metode yang relatif sederhana dan dapat dilakukan dengan alat seadanya:
Kumpulkan eceng gondok segar dari perairan. Pastikan eceng gondok tidak terkontaminasi limbah industri atau bahan kimia berbahaya. Cuci bersih eceng gondok untuk menghilangkan lumpur dan kotoran lainnya.
Setelah dicuci, eceng gondok perlu dikeringkan. Jemur di bawah sinar matahari langsung hingga kadar air berkurang signifikan, atau gunakan oven pada suhu rendah jika tersedia. Eceng gondok yang kering lebih mudah diolah dan disimpan.
Selanjutnya, cacah eceng gondok kering menjadi potongan-potongan kecil. Semakin halus ukurannya, semakin efisien proses selanjutnya.
Metode yang umum digunakan adalah melalui proses degradasi menggunakan bahan kimia. Salah satu bahan kimia yang efektif adalah kalium hidroksida (KOH) atau natrium hidroksida (NaOH).
Bahan yang dibutuhkan:
Langkah-langkah:
Setelah proses degradasi selesai dan campuran mendingin, langkah selanjutnya adalah memisahkan asam humat dari residu yang tidak larut.
Langkah-langkah:
Ekstrak asam humat yang diperoleh biasanya bersifat basa karena menggunakan larutan alkali. Untuk mendapatkan asam humat dalam bentuk yang lebih stabil atau untuk aplikasi tertentu, larutan dapat dinetralkan menggunakan asam lemah (misalnya asam sitrat atau asam asetat) hingga mencapai pH yang diinginkan.
Untuk mendapatkan produk yang lebih pekat, cairan dapat diuapkan sebagian menggunakan pemanasan rendah.
Penggunaan bahan kimia seperti KOH atau NaOH memerlukan kehati-hatian. Gunakan sarung tangan dan pelindung mata saat menangani bahan kimia tersebut. Pastikan ventilasi yang baik selama proses pemanasan.
Hasil akhir dari proses ini adalah larutan atau bubuk yang kaya akan asam humat dan senyawa fulvat, yang keduanya sangat bermanfaat bagi kesehatan tanah dan pertumbuhan tanaman.
Dengan sedikit usaha, eceng gondok yang seringkali dianggap masalah dapat diubah menjadi solusi berharga melalui pembuatan asam humat. Ini adalah contoh nyata dari bagaimana inovasi dan pemanfaatan sumber daya alam lokal dapat mendukung pertanian berkelanjutan.