Di antara sekian banyak hidangan nusantara yang kaya rasa, bacem goreng hadir sebagai salah satu primadona yang tak lekang oleh waktu. Sajian ini berhasil memadukan kelembutan bumbu bacem yang meresap sempurna dengan sensasi gurih renyah hasil penggorengan. Keduanya berpadu harmonis, menciptakan pengalaman kuliner yang unik dan selalu dinantikan oleh para penikmatnya.
Kelezatan bacem goreng tidak hanya terletak pada cita rasanya, tetapi juga pada proses pembuatannya yang sarat akan tradisi. Bahan dasar yang digunakan pun beragam, mulai dari ayam, tahu, tempe, hingga telur. Masing-masing memiliki karakteristik tekstur dan rasa yang berbeda, namun ketika diolah menjadi bacem goreng, semuanya menjelma menjadi hidangan istimewa.
Kata "bacem" sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti "direndam" atau "direbus perlahan". Proses bacem adalah metode pengolahan pangan tradisional yang melibatkan perendaman bahan makanan dalam larutan gula merah, santan (opsional), dan berbagai rempah-rempah seperti lengkuas, daun salam, serai, ketumbar, dan bawang merah serta bawang putih. Tujuannya adalah untuk memberikan rasa manis legit sekaligus mengawetkan makanan secara alami.
Dalam sejarahnya, bacem dipercaya berkembang di kalangan keraton Jawa sebagai cara untuk mengolah daging agar lebih tahan lama sebelum ditemukan metode pendinginan modern. Selain itu, bumbu-bumbu yang digunakan juga memiliki makna filosofis tersendiri, melambangkan kekayaan alam dan kearifan lokal dalam mengolah pangan.
Setelah melalui proses perebusan bacem hingga bumbu meresap dan kuah mengental, bahan makanan tersebut kemudian diangkat dan ditiriskan. Inilah tahap krusial yang membedakan bacem goreng dengan bacem biasa. Bahan bacem yang sudah siap kemudian digoreng sebentar dalam minyak panas. Proses penggorengan ini tidak bertujuan untuk membuat makanan menjadi matang sempurna (karena sudah matang saat direbus), melainkan untuk menciptakan lapisan luar yang sedikit renyah dan berwarna kecoklatan.
Hasilnya adalah sebuah sajian yang memiliki dua lapisan rasa dan tekstur yang kontras namun saling melengkapi. Bagian luarnya terasa gurih, sedikit garing, dan memberikan aroma yang menggoda, sementara di dalamnya daging atau tahu/tempe tetap lembut dan kaya akan rasa manis gurih dari bumbu bacem yang meresap.
Bacem goreng telah mengalami banyak adaptasi dan kreasi seiring perkembangan zaman. Jika dahulu bacem goreng lebih sering disajikan sebagai lauk pendamping, kini berbagai inovasi muncul:
Setiap variasi ini menawarkan pengalaman makan yang berbeda, namun tetap mempertahankan esensi kelezatan bacem yang meresap.
Bacem goreng paling nikmat disantap saat masih hangat. Kehangatan akan mengeluarkan aroma rempah-rempah yang lebih kuat dan membuat tekstur luarnya terasa lebih renyah. Sajian ini sangat cocok dinikmati sebagai:
Penyajiannya pun cukup sederhana, biasanya disajikan dengan sambal kecap atau sambal bawang untuk menambah sensasi pedas, serta lalapan segar seperti timun dan kemangi untuk menyeimbangkan rasa.
Bagi Anda yang belum pernah mencoba sensasi perpaduan manis, gurih, dan sedikit renyah dari bacem goreng, sangat disarankan untuk mencicipinya. Hidangan ini bukan hanya sekadar makanan, tetapi juga merupakan jendela untuk mengenal lebih dalam kekayaan kuliner Indonesia yang penuh sejarah dan cita rasa.