Asbabun Nuzul Surat Al Fath Ayat 28: Janji Kemenangan dan Peran Mukmin

FATH

Surat Al-Fath, surat ke-48 dalam Al-Qur'an, merupakan surat Madaniyah yang turun setelah perjanjian Hudaibiyah. Salah satu ayat yang paling menonjol dan sarat makna dalam surat ini adalah ayat ke-28: "Katakanlah (hai Muhammad): 'Jika Allah menghendaki, tentulah kamu dapat memasuki Masjidilharam dalam keadaan aman, dengan mencukur rambut kepalamu dan tidak merasa takut.' Maka Allah mengetahui apa yang tiada kamu ketahui dan karena itu Dia adakan Fath sebelum itu, dan Dia jadikan kemenangan yang dekat (bagi kamu)."

Untuk memahami kedalaman makna ayat ini, penting untuk menelisik asbabun nuzul atau latar belakang turunnya ayat tersebut. Ayat ini turun berkaitan erat dengan peristiwa perjanjian Hudaibiyah, sebuah perjanjian damai antara kaum Muslimin yang dipimpin Rasulullah SAW dengan kaum Quraisy Mekkah. Perjanjian ini terjadi pada tahun keenam Hijriah, ketika Rasulullah SAW bersama sekitar 1.400 sahabat berniat untuk menunaikan ibadah umrah ke Mekkah.

Peristiwa Hudaibiyah dan Penolakan Kaum Quraisy

Ketika rombongan kaum Muslimin tiba di Hudaibiyah, sebuah tempat di antara Mekkah dan Madinah, mereka dihadang oleh pasukan Quraisy yang dipimpin oleh Urwah bin Mas'ud. Kaum Quraisy tidak mengizinkan kaum Muslimin masuk ke Mekkah, meskipun niat mereka murni untuk beribadah dan bukan untuk berperang. Terjadi perdebatan dan negosiasi yang alot.

Rasulullah SAW mengutus Utsman bin Affan sebagai utusan untuk bernegosiasi dengan kaum Quraisy. Namun, kabar yang simpang siur beredar di kalangan sahabat, bahkan sampai terdengar bahwa Utsman telah dibunuh. Berita ini menimbulkan kegelisahan dan kemarahan di kalangan sahabat. Dalam kondisi seperti itu, Rasulullah SAW tidak tinggal diam. Beliau mengajak seluruh sahabat untuk berbai'at (bersumpah setia) di bawah sebuah pohon kurma untuk berperang sampai titik darah penghabisan jika memang keadaan memaksa. Peristiwa ini dikenal sebagai Bai'atur Ridhwan.

Allah SWT kemudian menurunkan surat Al-Fath, yang dimulai dengan firman-Nya: "Sesungguhnya Kami telah membuka bagimu kemenangan yang nyata." Ayat ini secara umum ditujukan untuk kemenangan besar yang akan diraih oleh kaum Muslimin. Namun, secara spesifik, turunnya ayat 28 ini adalah sebagai respons terhadap situasi yang dihadapi kaum Muslimin di Hudaibiyah.

Makna Janji Kemenangan dan Keamanan

Ayat ke-28 Surat Al-Fath secara tegas menyatakan janji Allah kepada kaum Mukmin: "Jika Allah menghendaki, tentulah kamu dapat memasuki Masjidilharam dalam keadaan aman, dengan mencukur rambut kepalamu dan tidak merasa takut." Janji ini memberikan penegasan bahwa pada akhirnya, kaum Muslimin akan dapat memasuki Mekkah, menunaikan ibadah, dan merasakan keamanan serta ketenangan.

Frasa "mencukur rambut kepalamu" melambangkan selesainya rangkaian ibadah haji atau umrah, dan "tidak merasa takut" menunjukkan terjaminnya keamanan bagi umat Islam di tanah suci yang sebelumnya penuh ancaman dan permusuhan dari kaum Quraisy. Ini adalah sebuah prediksi kemenangan yang akan diraih, meskipun saat itu kaum Muslimin masih berada dalam kondisi yang serba terbatas dan belum mencapai tujuan mereka.

"Maka Allah mengetahui apa yang tiada kamu ketahui dan karena itu Dia adakan Fath sebelum itu, dan Dia jadikan kemenangan yang dekat (bagi kamu)."

Kalimat ini merupakan poin krusial dari asbabun nuzul ayat ini. Allah menegaskan bahwa ada hikmah di balik setiap keputusan-Nya, termasuk apa yang terlihat seperti "kekalahan" atau "keterlambatan" dalam mendapatkan akses ke Mekkah. Perjanjian Hudaibiyah, yang mungkin terasa berat bagi sebagian sahabat karena harus menunda umrah dan bahkan mengembalikan beberapa sahabat yang hijrah ke Madinah, ternyata merupakan sebuah kemenangan tersendiri.

Perjanjian Hudaibiyah sebagai Fathu Qarib

Allah SWT menyebut perjanjian Hudaibiyah itu sebagai "Fathu Qarib", yaitu kemenangan yang dekat. Mengapa perjanjian yang tampak seperti kompromi itu disebut kemenangan? Para ulama menafsirkan bahwa perjanjian Hudaibiyah adalah sebuah kemenangan besar karena beberapa alasan:

Dengan demikian, asbabun nuzul Surat Al-Fath ayat 28 mengajarkan kita tentang pentingnya bersabar, bertawakal, dan meyakini bahwa di setiap ketetapan Allah pasti terkandung hikmah yang tersembunyi. Kemenangan yang hakiki tidak selalu datang dalam bentuk yang kita inginkan secara instan, tetapi seringkali melalui proses yang Allah tentukan, yang pada akhirnya akan membawa kebaikan yang lebih besar. Ayat ini menjadi pengingat abadi bagi umat Islam untuk senantiasa memelihara keyakinan kepada Allah, bahkan di saat-saat sulit sekalipun.

🏠 Homepage