Novel Dilan 1990 karya Pidi Baiq telah mencuri hati banyak pembaca dengan kisah cintanya yang unik dan dialog-dialognya yang ikonik. Berlatar di Bandung pada era 1990-an, novel ini membawa kita kembali ke masa-masa SMA yang penuh dengan gejolak emosi, persahabatan, dan tentu saja, cinta pertama. Alur cerita novel ini relatif linear namun kaya akan detail yang membuat pembaca terhanyut.
Alur cerita dimulai ketika Anisa (Milea) pindah ke Bandung dan bertemu dengan Dilan, seorang siswa SMA yang dikenal sebagai anggota geng motor. Pertemuan pertama mereka terjadi di sekolah, di mana Dilan langsung terpesona dengan kecantikan dan kepribadian Milea. Dilan, dengan gaya gombalnya yang khas, mulai mendekati Milea. Berbagai cara ia lakukan, mulai dari memberikan hadiah kecil seperti buku puisi, hingga melakukan aksi-aksi yang cukup berani demi menarik perhatian Milea. Milea, yang awalnya sedikit ragu dan terintimidasi oleh reputasi Dilan, perlahan mulai membuka hatinya.
Hubungan Dilan dan Milea tidak berjalan mulus layaknya kisah cinta remaja pada umumnya. Ada berbagai rintangan yang harus mereka hadapi. Salah satunya adalah kesalahpahaman dan kecemburuan yang muncul akibat kedekatan Milea dengan Budi, pacar lamanya. Dilan yang sangat posesif dan protektif terhadap Milea seringkali menunjukkan reaksinya yang dramatis. Namun, justru hal-hal inilah yang membuat hubungan mereka terasa begitu nyata dan relatable bagi banyak pembaca. Dialog-dialog jenaka antara Dilan dan Milea menjadi salah satu daya tarik utama, membuat pembaca tertawa sekaligus merasa gemas.
Seiring berjalannya waktu, hubungan Dilan dan Milea semakin serius. Namun, masalah mulai muncul ketika perseteruan antar geng motor semakin memanas. Dilan, yang terlanjur masuk ke dalam dunia tersebut, mau tidak mau harus menghadapi konsekuensinya. Puncak dari konflik ini adalah ketika terjadi perkelahian antar geng yang melibatkan teman-teman Dilan. Peristiwa ini memaksa Milea untuk berpikir ulang mengenai hubungannya dengan Dilan, karena ia tidak ingin melihat orang yang dicintainya terlibat dalam bahaya.
Di tengah konflik yang semakin pelik dan tekanan dari lingkungan sekitar, Milea akhirnya memutuskan untuk mengakhiri hubungannya dengan Dilan. Keputusan ini sangat berat bagi keduanya, terutama bagi Dilan yang sangat mencintai Milea. Perpisahan ini menjadi ujian terbesar bagi Dilan. Ia harus belajar untuk bangkit dari rasa sakit dan fokus pada masa depannya. Novel ini tidak hanya tentang romansa, tetapi juga tentang bagaimana seseorang belajar menghadapi kehilangan, rasa sakit, dan menemukan kembali jati diri.
Akhir cerita novel Dilan 1990 dibiarkan sedikit menggantung, memberikan ruang interpretasi bagi pembaca. Milea merefleksikan kembali perjalanan cintanya dengan Dilan, menyadari bahwa meskipun hubungan mereka berakhir, kenangan dan pelajaran yang didapat tetap berharga. Dilan, di sisi lain, terus melangkah maju, menjadi pribadi yang lebih dewasa. Novel ini berhasil menangkap esensi cinta remaja yang penuh dengan suka duka, kesalahpahaman, dan perjuangan, serta meninggalkan kesan mendalam bagi para pembacanya.