Novel "Hujan" karya Tere Liye adalah sebuah karya sastra yang memukau, menyajikan sebuah alur cerita yang kompleks namun penuh makna. Berlatar di masa depan yang tidak terlalu jauh, novel ini mengeksplorasi tema-tema universal seperti cinta, kehilangan, persahabatan, pengorbanan, dan esensi kemanusiaan. Tere Liye berhasil menciptakan dunia yang realistis, meskipun dibalut dengan sentuhan fiksi ilmiah yang cerdas, membuat pembaca tenggelam dalam narasi yang emosional.
Inti dari alur cerita "Hujan" berpusat pada perjalanan tokoh utamanya, Esokl. Sejak kecil, Esokl telah kehilangan kedua orang tuanya dalam sebuah peristiwa tragis yang masih menyisakan luka mendalam. Kehilangan ini membentuk karakternya menjadi sosok yang introvert, namun memiliki empati yang luar biasa terhadap orang lain. Dalam kesendiriannya, ia menemukan sahabat sejati dalam diri Lailatul Qadar, seorang gadis cerdas dan bersemangat yang menjadi pelipur lara sekaligus inspirasi bagi Esokl.
Hubungan Esokl dan Laila menjadi jangkar emosional dalam cerita. Mereka tumbuh bersama, berbagi mimpi, dan saling menguatkan di tengah kerasnya kehidupan. Alur cerita mulai berkembang ketika Laila didiagnosis menderita penyakit yang mengancam jiwanya. Perjuangan Laila melawan penyakitnya, serta keputusasaan dan harapan yang menghampiri Esokl, menjadi salah satu pilar utama narasi. Di sini, Tere Liye dengan mahir menggambarkan kompleksitas emosi manusia, dari rasa takut, sedih, hingga keberanian yang muncul di saat-saat terberat.
Yang membuat "Hujan" unik adalah integrasi elemen fiksi ilmiah yang bukan sekadar latar, tetapi menjadi bagian integral dari alur cerita. Novel ini memperkenalkan konsep teknologi canggih yang digunakan untuk mengatasi berbagai masalah, termasuk penyakit. Namun, Tere Liye tidak hanya berhenti pada kecanggihan teknologi. Ia juga menyisipkan kritik sosial tersirat mengenai kesenjangan, keserakahan, dan bagaimana teknologi bisa disalahgunakan jika tidak diiringi dengan kebijaksanaan dan kemanusiaan.
Perkembangan plot semakin menegangkan ketika muncul karakter-karakter antagonis yang mencoba memanfaatkan teknologi demi keuntungan pribadi. Esokl, yang dibekali kecerdasan dan rasa keadilan yang kuat, seringkali berada di garis depan dalam menghadapi ancaman ini. Pergulatan antara kebaikan dan kejahatan, antara kemanusiaan dan keserakahan, menjadi warna tersendiri dalam alur cerita "Hujan". Dialog-dialog cerdas dan penuh perenungan seringkali diselipkan, membuat pembaca tidak hanya terbawa arus cerita, tetapi juga diajak berpikir kritis.
Kehilangan adalah tema yang berulang kali muncul dalam novel ini. Kehilangan orang tua bagi Esokl, kehilangan kesehatan bagi Laila, dan potensi kehilangan kemanusiaan akibat keserakahan. Namun, Tere Liye tidak membiarkan cerita berakhir dalam kesedihan semata. Alur cerita secara bertahap menunjukkan bagaimana manusia bisa bangkit dari keterpurukan, bagaimana cinta dan persahabatan bisa menjadi sumber kekuatan terhebat, dan bagaimana setiap individu memiliki peran penting dalam menciptakan dunia yang lebih baik.
Pesan tentang keberlanjutan dan harapan disampaikan melalui perkembangan karakter Esokl. Dari seorang anak yang rapuh karena kehilangan, ia bertransformasi menjadi seorang pemuda yang berani memperjuangkan apa yang diyakininya benar. Kisah cinta antara Esokl dan Laila, meskipun penuh tantangan, menjadi simbol ketahanan dan kekuatan emosional yang luar biasa. Akhir cerita, meskipun mungkin menyisakan sedikit rasa haru, dipenuhi dengan pesan optimisme dan keyakinan akan kebaikan yang pada akhirnya akan menang. "Hujan" bukan sekadar cerita, melainkan sebuah refleksi mendalam tentang arti kehidupan dan bagaimana kita seharusnya menghadapinya.