Kisah kehebatan militer dan kepemimpinan yang melintasi benua selalu menarik untuk disimak. Salah satu tokoh yang paling menonjol dalam sejarah adalah Zahirudin Muhammad Babur, pendiri kekaisaran Mughal di India. Kehidupannya yang penuh petualangan, dari pengasingan di Asia Tengah hingga penaklukan subkontinen India, membentuk warisan yang tak terhapuskan.
Babur, lahir pada tanggal 14 Februari 1483 di kota Andijan, Lembah Fergana (sekarang Uzbekistan), adalah seorang pangeran dari garis keturunan Timur Lenk di pihak ayah dan Jenghis Khan di pihak ibu. Sejak usia muda, ia dihadapkan pada dunia politik yang keras. Setelah ayahnya, Umar Shaikh Mirza, wafat, Babur yang baru berusia sebelas tahun mewarisi takhta kerajaan kecil di Fergana. Namun, posisinya tidak stabil; ia harus berjuang melawan pamannya dan pemberontakan internal untuk mempertahankan wilayahnya.
Meskipun berhasil merebut Samarkand, kota yang sangat didambakan oleh para keturunannya, Babur akhirnya terusir dari tanah kelahirannya oleh suku-suku Özbek yang dipimpin oleh Shaibani Khan. Periode ini adalah masa pengasingan yang penuh kesulitan, di mana Babur dan pengikut setianya terpaksa berpindah-pindah, mencari tempat berlindung dan merencanakan kembali kejayaannya. Pengalaman pahit ini menempa karakternya, menjadikannya seorang pemimpin yang tangguh dan gigih.
Setelah bertahun-tahun berjuang di Asia Tengah, Babur mengalihkan pandangannya ke arah selatan, ke tanah India. Ia melihat peluang di sana, terutama karena keadaan politik India yang terpecah belah di bawah Kesultanan Delhi yang sedang melemah. Dengan sekelompok kecil pengikutnya yang setia dan didukung oleh teknologi militer yang baru, seperti meriam dan senapan lontak yang dipelajarinya dari Persia, Babur memulai invasi pertamanya ke India.
Titik balik dalam penaklukan India adalah Pertempuran Panipat Pertama pada tahun 1526. Di sana, Babur menghadapi pasukan yang jauh lebih besar dari Ibrahim Lodi, Sultan Delhi. Menggunakan taktik perang inovatif yang dikenal sebagai tulughma (taktik kepungan lebar) dan keunggulan artileri, Babur meraih kemenangan telak yang mengejutkan. Kemenangan ini membuka jalan bagi penguasaannya atas Delhi dan Agra, dua kota penting di utara India.
Kemenangan di Panipat bukan akhir dari perjuangannya. Babur masih harus menghadapi perlawanan dari berbagai kerajaan Rajput dan sisa-sisa penguasa Muslim. Ia kembali menunjukkan kehebatannya dalam Pertempuran Khanwa pada tahun 1527, di mana ia mengalahkan koalisi Rajput yang dipimpin oleh Rana Sanga. Kemenangan ini secara definitif mengukuhkan posisinya sebagai penguasa India Utara.
Zahirudin Muhammad Babur bukan hanya seorang penakluk militer; ia juga seorang pemimpin yang memiliki visi. Ia mendirikan Dinasti Mughal, yang kelak akan menjadi salah satu kekaisaran paling kuat dan berpengaruh dalam sejarah India, memerintah selama lebih dari tiga abad. Di bawah pemerintahannya, India mengalami periode stabilitas, perkembangan seni, arsitektur, dan sastra.
Babur sendiri adalah seorang penulis berbakat. Otobiografinya, yang dikenal sebagai Baburnama, adalah salah satu karya sastra paling penting dalam bahasa Chagatai dan memberikan gambaran rinci tentang kehidupannya, pertempurannya, serta flora dan fauna di tanah yang ia taklukkan. Karyanya ini tidak hanya bernilai sejarah tetapi juga menunjukkan kedalaman intelektual dan kepekaan artistiknya.
Meskipun masa pemerintahannya di India relatif singkat (ia wafat pada tahun 1530), fondasi yang ia bangun terbukti sangat kuat. Putra dan cucunya, seperti Humayun dan Akbar Agung, melanjutkan dan memperluas imperium Mughal, menciptakan era keemasan dalam sejarah India. Pengaruh Mughal terasa dalam berbagai aspek budaya India, dari arsitektur megah seperti Taj Mahal hingga sistem administrasi dan seni.
Kisah Zahirudin Muhammad Babur adalah kisah tentang ketekunan, ambisi, dan kemampuan adaptasi. Dari seorang pangeran yang kehilangan tanah airnya hingga menjadi pendiri dinasti besar, perjalanannya adalah bukti bahwa kegigihan dan visi dapat mengubah takdir. Ia dikenang sebagai seorang prajurit ulung, seorang penulis yang berbakat, dan yang terpenting, sebagai pendiri Kekaisaran Mughal yang legendaris, yang warisannya masih terasa hingga kini.