Visualisasi representatif dari rentang frekuensi pendengaran.
Pendengaran adalah salah satu indra paling berharga yang kita miliki. Kemampuan untuk mendengar suara di sekitar kita memungkinkan kita berkomunikasi, menikmati musik, merasakan bahaya, dan berinteraksi dengan dunia. Namun, seiring bertambahnya usia, paparan kebisingan, atau kondisi medis tertentu, pendengaran kita bisa menurun. Untuk mengetahui secara pasti kondisi pendengaran seseorang, dilakukan sebuah pemeriksaan yang dikenal sebagai tes audiometri.
Tes audiometri adalah pemeriksaan non-invasif yang dirancang untuk mengukur kemampuan pendengaran seseorang. Tes ini menguji seberapa baik seseorang dapat mendengar berbagai tingkat volume (intensitas) dan nada (frekuensi) suara. Hasil dari tes audiometri akan divisualisasikan dalam bentuk grafik yang disebut audiogram, yang memberikan gambaran rinci tentang ambang pendengaran seseorang pada setiap frekuensi.
Melakukan tes audiometri secara berkala sangat penting karena beberapa alasan:
Ada beberapa jenis tes audiometri yang dilakukan, tergantung pada usia pasien dan tujuan pemeriksaan:
Ini adalah jenis tes audiometri yang paling umum. Pasien akan duduk di dalam bilik kedap suara dan akan diminta untuk merespons (misalnya, dengan mengangkat tangan atau menekan tombol) setiap kali mendengar suara tertentu yang diperdengarkan melalui headphone. Suara yang diperdengarkan bervariasi dalam nada (frekuensi) dan volume (intensitas). Tes ini dilakukan untuk kedua telinga secara terpisah.
Tes ini mengukur kemampuan pasien untuk memahami ucapan. Pasien akan diminta untuk mengulang kata-kata yang diperdengarkan pada berbagai tingkat volume. Hasil tes ini memberikan informasi tentang seberapa jelas seseorang dapat mendengar dan memahami percakapan sehari-hari.
Kedua tes ini biasanya digunakan untuk bayi dan anak kecil yang belum dapat memberikan respons secara verbal. BOA melibatkan pengamatan respons refleks bayi terhadap suara, sementara VRA melatih bayi untuk mengalihkan perhatian ke sumber suara yang diperkuat oleh visualisasi yang menarik.
Untuk anak yang lebih besar, mereka mungkin diminta untuk melakukan tugas sederhana, seperti menumpuk balok atau menekan tombol ketika mendengar suara.
Sebelum menjalani tes audiometri, seorang audiolog atau spesialis pendengaran akan menanyakan riwayat kesehatan Anda, termasuk masalah pendengaran yang pernah dialami, paparan kebisingan, atau riwayat penggunaan obat-obatan. Selama tes, Anda akan diminta untuk duduk di dalam bilik kedap suara. Audiolog akan mempresentasikan serangkaian nada murni pada frekuensi dan intensitas yang berbeda-beda ke setiap telinga melalui headphone. Anda diminta untuk menunjukkan kapan Anda mendengar suara tersebut. Proses yang sama juga akan dilakukan untuk tes ucapan, di mana Anda akan diminta untuk mengulang kata-kata.
Hasil dari tes audiometri akan dicatat dalam audiogram. Garis vertikal pada audiogram menunjukkan frekuensi suara (dari nada rendah di kiri ke nada tinggi di kanan), sementara garis horizontal menunjukkan intensitas suara (dalam desibel, dB) (dari paling tenang di atas ke paling keras di bawah). Titik-titik pada grafik yang menghubungkan ambang pendengaran Anda untuk setiap frekuensi akan membentuk kurva. Tingkat keparahan gangguan pendengaran dinilai berdasarkan seberapa rendah kurva pendengaran Anda berada dari garis normal. Semakin rendah kurva, semakin parah gangguan pendengaran yang dialami.
Jika Anda merasa pendengaran Anda tidak lagi sebaik dulu, jangan ragu untuk menjadwalkan tes audiometri. Deteksi dini dan intervensi yang tepat dapat membuat perbedaan besar dalam kualitas hidup Anda.