Penyebab Asites: Mengenali Cairan dalam Perut dan Kondisinya

Cairan Asites Rongga Perut

Asites adalah kondisi medis di mana terjadi penumpukan cairan abnormal di dalam rongga perut (peritoneum). Kondisi ini sering kali menjadi tanda adanya masalah kesehatan yang mendasarinya, dan bukan merupakan penyakit itu sendiri. Perut yang membesar, rasa penuh, sesak napas, hingga rasa tidak nyaman adalah beberapa gejala umum yang dapat dialami penderita asites.

Memahami penyebab asites sangat penting untuk penegakan diagnosis yang tepat dan penanganan yang efektif. Penumpukan cairan ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari penyakit hati kronis hingga keganasan. Berikut adalah beberapa penyebab utama asites yang perlu Anda ketahui.

Penyebab Paling Umum Asites

1. Penyakit Hati Kronis (Sirosis)

Penyakit hati kronis, terutama sirosis, adalah penyebab paling umum dari asites, mencakup sekitar 80% kasus. Sirosis adalah tahap akhir dari kerusakan hati yang disebabkan oleh berbagai kondisi, seperti infeksi hepatitis B atau C kronis, penyakit hati alkoholik, penyakit hati lemak non-alkoholik (NAFLD), dan penyakit autoimun.

Pada sirosis, hati mengalami jaringan parut yang mengganggu aliran darah. Hal ini menyebabkan peningkatan tekanan di pembuluh darah vena porta (vena yang membawa darah dari saluran pencernaan ke hati), yang dikenal sebagai hipertensi porta. Peningkatan tekanan ini memaksa cairan keluar dari pembuluh darah ke dalam rongga perut. Selain itu, hati yang rusak juga menghasilkan lebih sedikit albumin, protein yang membantu menjaga cairan tetap berada di dalam pembuluh darah. Kekurangan albumin ini semakin memperparah kebocoran cairan ke rongga perut.

2. Gagal Jantung Kongestif

Gagal jantung kongestif terjadi ketika jantung tidak dapat memompa darah secara efisien ke seluruh tubuh. Akibatnya, darah dapat terbendung di berbagai organ, termasuk hati dan vena di perut. Penumpukan darah ini meningkatkan tekanan di pembuluh darah, menyebabkan kebocoran cairan ke dalam rongga perut, yang dikenal sebagai asites kardiogenik.

3. Penyakit Ginjal

Gangguan fungsi ginjal, terutama sindrom nefrotik, dapat menyebabkan asites. Sindrom nefrotik adalah kondisi di mana ginjal tidak dapat membuang kelebihan cairan dan garam dari tubuh, serta kehilangan protein dalam jumlah besar (terutama albumin) melalui urine. Kekurangan albumin ini menurunkan tekanan osmotik dalam pembuluh darah, yang memungkinkan cairan merembes keluar ke rongga perut.

Penyebab Lain Asites

4. Keganasan (Kanker)

Kanker yang menyebar ke rongga perut atau peritoneum (peritonitis karsinomatosa) adalah penyebab penting lainnya dari asites. Kanker pada organ pencernaan seperti usus besar, lambung, pankreas, atau ovarium, dapat menyebabkan peradangan dan peningkatan permeabilitas pembuluh darah, memicu penumpukan cairan. Kanker ovarium merupakan penyebab asites yang sering dijumpai pada wanita.

5. Pankreatitis

Pankreatitis adalah peradangan pada pankreas. Jika peradangan ini parah, dapat menyebabkan kebocoran enzim pencernaan ke dalam rongga perut, merusak jaringan dan memicu respons inflamasi yang mengakibatkan penumpukan cairan.

6. Infeksi

Infeksi pada rongga perut, seperti tuberkulosis peritoneum (peritonitis tuberkulosis), dapat menyebabkan peradangan dan penumpukan cairan. Infeksi bakteri lain pada rongga perut juga bisa terjadi, meskipun lebih jarang.

7. Perdarahan Internal

Dalam kasus yang jarang terjadi, perdarahan ke dalam rongga perut, misalnya akibat pecahnya aneurisma aorta abdominalis, dapat menyebabkan akumulasi cairan.

Pentingnya Diagnosis Dini

Asites bukanlah kondisi yang bisa diabaikan. Gejala seperti perut membesar, rasa kembung, nyeri perut, mual, muntah, penurunan nafsu makan, hingga kesulitan bernapas perlu segera diperiksakan ke dokter. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, meninjau riwayat medis, dan mungkin memerlukan pemeriksaan penunjang seperti USG perut, CT scan, tes darah, dan analisis cairan asites itu sendiri untuk menentukan penyebabnya.

Penanganan asites akan sangat bergantung pada penyebab dasarnya. Untuk kasus sirosis, penanganannya meliputi pembatasan garam, obat-obatan diuretik untuk mengeluarkan kelebihan cairan, dan terkadang prosedur paracentesis (pengeluaran cairan menggunakan jarum) untuk meredakan gejala. Jika disebabkan oleh keganasan, pengobatan kanker seperti kemoterapi, radioterapi, atau pembedahan mungkin diperlukan.

Konsultasi dengan Dokter Anda
🏠 Homepage