Ilustrasi sederhana artemia dan proses pembesarannya.
Pembesaran artemia, atau yang sering dikenal sebagai Brine Shrimp, merupakan salah satu tahap krusial dalam dunia budidaya ikan hias, ikan konsumsi, maupun udang. Artemia yang telah dibesarkan menjadi pakan hidup yang kaya nutrisi, memiliki protein tinggi, dan sangat disukai oleh larva ikan dan udang pada fase awal kehidupannya. Keberhasilan dalam pembesaran artemia sangat bergantung pada pemahaman yang baik mengenai siklus hidupnya, kebutuhan lingkungan, dan teknik kultivasi yang tepat.
Mengapa Memilih Pembesaran Artemia?
Artemia dilahirkan dalam bentuk kista yang dapat bertahan dalam kondisi kering selama bertahun-tahun. Ketika kondisi lingkungan sesuai, kista ini akan menetas menjadi nauplii (larva artemia). Nauplii ini adalah tahap yang paling umum digunakan sebagai pakan. Namun, dengan teknik yang benar, nauplii ini dapat dibesarkan lebih lanjut menjadi artemia dewasa yang kemudian dapat diambil telurnya (cyst) untuk siklus selanjutnya atau dibesarkan untuk mendapatkan biomassa yang lebih besar.
Keunggulan menggunakan artemia sebagai pakan hidup meliputi:
Nilai Gizi Tinggi: Kaya akan protein, asam lemak esensial, vitamin, dan mineral.
Ukuran yang Sesuai: Nauplii artemia memiliki ukuran yang ideal untuk mulut larva ikan dan udang yang masih kecil.
Pergerakan yang Merangsang: Pergerakan artemia dalam air dapat merangsang naluri berburu larva, meningkatkan tingkat konsumsi pakan.
Ketersediaan Kista: Kista artemia mudah didapat dan disimpan, memungkinkan penetasan kapan saja dibutuhkan.
Meningkatkan Kelangsungan Hidup: Pemberian pakan hidup seperti artemia terbukti secara signifikan meningkatkan tingkat kelangsungan hidup larva.
Proses Pembesaran Artemia: Langkah Demi Langkah
Pembesaran artemia biasanya dibagi menjadi dua tahap utama: penetasan kista menjadi nauplii, dan pembesaran nauplii menjadi artemia dewasa.
1. Penetasan Kista Artemia
Ini adalah langkah pertama dan paling mendasar dalam pembesaran artemia. Kista artemia membutuhkan kondisi tertentu untuk menetas:
Air Asin: Konsentrasi garam yang ideal adalah sekitar 1.020 hingga 1.025 ppt (parts per thousand) atau setara dengan 25-30 gram garam per liter air. Gunakan garam akuarium atau garam laut non-yodium.
Suhu: Suhu optimal untuk penetasan berkisar antara 25°C hingga 30°C. Suhu yang lebih rendah akan memperlambat penetasan, sementara suhu terlalu tinggi bisa merusak kista.
Aerasi: Oksigen sangat penting. Gunakan aerator atau pompa udara untuk memberikan gelembung udara yang cukup ke dalam air. Ini juga membantu menjaga kista tetap terlarut dan mencegah pengendapan.
pH: pH yang ideal adalah sekitar 8.0 hingga 8.5.
Waktu: Dalam kondisi optimal, kista artemia akan menetas dalam waktu 18 hingga 24 jam.
Cara Menangani: Siapkan wadah (misalnya toples atau ember) dengan air asin. Tambahkan garam dan pastikan larut sepenuhnya. Atur suhu dan pasang aerasi. Setelah kondisi stabil, masukkan kista artemia sesuai dosis yang dianjurkan produsen. Setelah 18-24 jam, Anda akan melihat nauplii yang berenang. Matikan aerasi sebentar agar nauplii berkumpul di bagian atas atau tengah wadah, sementara cangkang kista yang kosong akan mengapung di permukaan.
2. Pembesaran Nauplii Menjadi Artemia Dewasa
Setelah berhasil menetas, nauplii artemia perlu diberi pakan tambahan agar dapat tumbuh menjadi artemia dewasa. Tahap ini membutuhkan perhatian lebih pada kualitas air dan pemberian pakan:
Pemberian Pakan: Nauplii memakan mikroorganisme. Pakan yang umum digunakan untuk pembesaran artemia meliputi:
Ragi Kering (Yeast): Ragi roti yang diencerkan dengan air.
Alga Hijau (Chlorella/Spirulina): Budidaya alga hijau bisa menjadi sumber pakan yang sangat baik dan bergizi.
Pakan Komersial Artemia: Tersedia pakan khusus untuk pembesaran artemia.
Kualitas Air: Jaga kebersihan air. Ganti sebagian air secara berkala untuk menghindari penumpukan amonia dan sisa pakan yang dapat menyebabkan kematian. Konsentrasi garam dan suhu tetap perlu dijaga.
Aerasi: Tetap berikan aerasi yang cukup untuk menjaga kadar oksigen dan sirkulasi pakan.
Waktu Pertumbuhan: Artemia membutuhkan waktu sekitar 7 hingga 10 hari untuk mencapai kematangan seksual dan mulai memproduksi telur atau menghasilkan nauplii kembali.
Tips Sukses Pembesaran Artemia
Untuk memaksimalkan hasil dan meminimalkan kegagalan dalam pembesaran artemia, perhatikan beberapa tips berikut:
Gunakan Kista Berkualitas: Pilih kista dari produsen terpercaya dengan tingkat penetasan yang tinggi. Kista yang sudah tua atau disimpan dengan buruk cenderung memiliki tingkat keberhasilan rendah.
Konsistensi Suhu dan Salinitas: Fluktuasi suhu dan salinitas dapat menghambat atau bahkan menghentikan proses penetasan dan pertumbuhan.
Hindari Over-aerasi/Under-aerasi: Aerasi yang berlebihan dapat merusak nauplii yang rapuh, sementara aerasi yang kurang akan menurunkan kadar oksigen.
Manajemen Pakan: Jangan memberikan pakan terlalu banyak sekaligus, karena sisa pakan akan mengotori air. Berikan pakan sedikit demi sedikit namun sering.
Desinfeksi Alat: Pastikan semua peralatan yang digunakan bersih dan steril untuk mencegah kontaminasi bakteri atau patogen.
Pemilihan Wadah: Gunakan wadah yang bersih, transparan, dan memiliki luas permukaan yang cukup untuk pertukaran gas.
Dengan mengikuti panduan dan tips di atas, proses pembesaran artemia Anda diharapkan akan berjalan lancar dan menghasilkan pasokan pakan hidup yang berkualitas untuk kebutuhan budidaya Anda. Pembesaran artemia bukan hanya tentang menetas, tetapi juga tentang menciptakan ekosistem mini yang mendukung kehidupan dan pertumbuhan organisme kecil ini.