Ilustrasi peringatan untuk lebih berhati-hati terhadap bahan tambahan pangan.
Di era modern ini, konsumsi makanan dan minuman olahan menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup banyak orang. Kemudahan, variasi rasa, dan seringkali harga yang terjangkau menjadi daya tarik utamanya. Namun, di balik kenikmatan tersebut, tersembunyi berbagai bahan tambahan pangan yang perlu kita waspadai. Salah satunya adalah aspartam, sebuah pemanis buatan yang banyak digunakan dalam produk makanan dan minuman rendah kalori atau diet.
Aspartam adalah pemanis buatan intensitas tinggi yang ditemukan pada tahun 1965. Sekitar 200 kali lebih manis dari gula pasir, aspartam menjadi pilihan populer bagi produsen untuk mengurangi kandungan kalori dalam produk mereka tanpa mengorbankan rasa manis. Aspartam terdiri dari dua asam amino: asam aspartat dan fenilalanin. Ketika dicerna, aspartam terurai menjadi senyawa-senyawa ini, serta sejumlah kecil metanol.
Keberadaan aspartam sangat luas dan bisa mengejutkan bagi sebagian orang. Anda kemungkinan besar akan menemukannya dalam berbagai produk berikut:
Melihat daftar ini, jelas bahwa membatasi paparan terhadap aspartam memerlukan perhatian ekstra saat berbelanja dan membaca label nutrisi.
Meskipun badan regulasi pangan di berbagai negara, termasuk BPOM di Indonesia, menyatakan bahwa aspartam aman dikonsumsi dalam batas wajar, perdebatan mengenai potensi dampak kesehatannya masih terus berlangsung. Sebagian penelitian dan laporan dari individu mengaitkan konsumsi aspartam dengan berbagai keluhan kesehatan, meskipun bukti ilmiah yang konklusif masih terbatas atau kontroversial. Beberapa keluhan yang sering dilaporkan meliputi:
Penting untuk dicatat bahwa sebagian besar penelitian yang mengaitkan aspartam dengan efek negatif belum sepenuhnya meyakinkan atau memerlukan studi lebih lanjut. Namun, bagi individu yang sensitif atau memiliki kondisi medis tertentu, seperti fenilketonuria (PKU), konsumsi aspartam harus dihindari sepenuhnya. Penderita PKU tidak dapat memetabolisme fenilalanin, salah satu komponen aspartam, yang dapat menumpuk dan menyebabkan kerusakan otak.
Jika Anda memutuskan untuk mengurangi atau menghindari aspartam, ada beberapa langkah praktis yang bisa Anda ambil:
Jika Anda mencari rasa manis tanpa menggunakan aspartam atau gula berlebihan, ada beberapa alternatif pemanis alami yang bisa Anda pertimbangkan:
Selalu gunakan pemanis alternatif ini dengan bijak dan dalam jumlah yang wajar.
Memahami makanan mengandung aspartam adalah langkah awal yang penting untuk membuat pilihan makanan yang lebih sehat. Dengan membaca label dengan cermat dan beralih ke alternatif yang lebih alami, Anda dapat menjaga asupan gula dan pemanis buatan tetap terkontrol demi kesehatan jangka panjang.