Dunia hewan begitu kaya dan beragam, dengan jutaan spesies yang menghuni setiap sudut planet kita. Di antara kekayaan ini, terdapat kelompok hewan yang memiliki ciri khas unik dalam struktur tubuhnya: mereka tersusun dari segmen-segmen yang berulang. Kelompok ini dikenal sebagai hewan avertebrata yang tubuhnya terdiri atas segmen-segmen, atau sering disebut sebagai hewan metamerik. Ciri ini merupakan adaptasi evolusioner yang luar biasa, memberikan keuntungan signifikan dalam hal mobilitas, pertumbuhan, dan fungsi tubuh.
Segmentasi tubuh, atau metamerisme, bukanlah sekadar penampilan fisik. Ini adalah fitur biologis yang kompleks dengan berbagai keuntungan:
Hewan-hewan dengan tubuh tersegmentasi tersebar luas di berbagai filum dalam kerajaan hewan. Beberapa contoh paling terkenal meliputi:
Filum Annelida adalah contoh klasik dari hewan tersegmentasi. Tubuh mereka terlihat jelas terbagi menjadi cincin-cincin (segmen) yang berulang. Contohnya termasuk cacing tanah (seperti Lumbricus terrestris), lintah, dan polychaeta (cacing laut). Setiap segmen pada cacing tanah, misalnya, mengandung sistem saraf, ekskresi, dan ototnya sendiri, yang memungkinkan pergerakan peristaltik yang efisien melalui tanah.
Arthropoda adalah filum terbesar dalam kerajaan hewan, dan mereka juga menunjukkan segmentasi tubuh yang jelas. Namun, segmentasi pada artropoda seringkali mengalami modifikasi dan fusi menjadi daerah-daerah tubuh yang lebih besar seperti kepala, dada (toraks), dan perut (abdomen). Contohnya termasuk serangga (nyamuk, semut, kupu-kupu), krustasea (kepiting, udang), arachnida (laba-laba, kalajengking), dan myriapoda (kaki seribu, kelabang). Setiap segmen artropoda biasanya memiliki sepasang kaki atau apendiks yang dimodifikasi untuk berbagai fungsi.
Meskipun kita sering mengasosiasikan segmentasi dengan invertebrata, penting untuk dicatat bahwa segmentasi juga hadir pada beberapa kelompok chordata, terutama pada fase embrionik. Misalnya, notokord, yang merupakan ciri khas chordata, terbentuk dari pembelahan segmen-segmen mesoderm. Selain itu, otot-otot pada vertebrata (seperti ikan, amfibi, dan reptil) juga menunjukkan pola segmentasi yang disebut myomeres.
Kemampuan tubuh untuk terorganisir menjadi segmen-segmen yang berulang adalah strategi evolusioner yang sukses dan sangat mendasar. Hewan avertebrata tersegmentasi, mulai dari cacing tanah yang sederhana hingga artropoda yang kompleks, menunjukkan bagaimana segmentasi memberikan keuntungan besar dalam hal pergerakan, pertumbuhan, dan adaptasi terhadap lingkungan yang beragam. Memahami struktur dan fungsi segmen-segmen ini membuka jendela wawasan yang lebih dalam ke dalam kerumitan dan keindahan dunia biologi.