Panduan Berpakaian Laki-laki dan Perempuan Menurut Islam: Menjaga Kesucian dan Kehormatan
Dalam ajaran Islam, berpakaian bukan sekadar urusan estetika atau tren mode, melainkan sebuah cerminan ketaatan kepada Allah SWT dan penjagaan terhadap kehormatan diri serta masyarakat. Baik laki-laki maupun perempuan memiliki tuntunan spesifik dalam cara berpakaian untuk menjaga kesucian, menghindari fitnah, dan mencerminkan identitas seorang Muslim.
Prinsip Umum Pakaian dalam Islam
Sebelum membahas tuntunan spesifik bagi laki-laki dan perempuan, penting untuk memahami prinsip-prinsip umum pakaian dalam Islam:
Menutup Aurat: Ini adalah syarat utama. Aurat bagi laki-laki adalah antara pusar hingga lutut, sedangkan bagi perempuan adalah seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan (menurut jumhur ulama).
Tidak Tipis (Tembus Pandang): Pakaian harus tebal sehingga tidak memperlihatkan warna kulit atau bentuk tubuh di baliknya.
Tidak Ketat (Menyerupai Tubuh): Pakaian tidak boleh begitu ketat hingga membentuk lekuk tubuh, terutama bagi perempuan.
Tidak Menyerupai Pakaian Lawan Jenis: Laki-laki tidak boleh menyerupai perempuan dalam berpakaian, dan sebaliknya.
Tidak untuk Pamer (Sombong): Pakaian yang dikenakan hendaknya tidak bertujuan untuk pamer atau menimbulkan kesombongan.
Bersih dan Suci: Pakaian yang dikenakan hendaknya bersih dan suci dari najis.
Halal: Bahan pakaian dan cara memperolehnya haruslah halal.
Cara Berpakaian Laki-laki Menurut Islam
Laki-laki Muslim memiliki tuntunan yang lebih sederhana namun tetap esensial dalam berpakaian. Fokus utamanya adalah menutup aurat dan menjaga kesopanan.
Aurat Laki-laki: Seperti yang disebutkan, aurat laki-laki adalah dari pusar hingga lutut. Ini berarti:
Setiap pakaian yang dikenakan harus menutupi area ini dengan sempurna.
Celana atau sarung yang dikenakan tidak boleh terlalu pendek hingga memperlihatkan lutut atau pinggang saat bergerak.
Kemeja atau atasan sebaiknya cukup panjang untuk menutupi punggung bagian bawah, terutama saat rukuk dan sujud dalam salat.
Larangan Khusus untuk Laki-laki:
Sutra: Laki-laki dilarang mengenakan pakaian yang terbuat dari sutra murni, kecuali dalam kondisi tertentu seperti luka atau kebutuhan medis.
Menyerupai Pakaian Perempuan: Pakaian yang identik dengan mode perempuan, seperti celana ketat dengan potongan tertentu atau atasan yang sangat terbuka di bagian leher, harus dihindari.
Celana di atas mata kaki: Terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai hukum celana yang menjulur di atas mata kaki. Namun, mayoritas berpendapat bahwa hal ini makruh jika dilakukan dengan sombong dan dapat membatalkan salat jika disengaja menjulurkan ke bawah mata kaki (menutupi hakikat mata kaki). Untuk kehati-hatian, sebaiknya celana dikenakan tidak melebihi mata kaki.
Pakaian laki-laki yang disunnahkan dalam Islam adalah yang sederhana, tidak mencolok, dan nyaman. Mengenakan gamis atau pakaian koko, sarung, dan peci seringkali diidentikkan dengan pakaian Islami, namun yang terpenting adalah memenuhi syarat-syarat syar'i di atas.
Cara Berpakaian Perempuan Menurut Islam
Perempuan memiliki tuntunan yang lebih ketat dalam berpakaian demi menjaga kehormatan dan kesuciannya, serta untuk melindungi diri dari pandangan yang tidak diinginkan.
Aurat Perempuan: Aurat perempuan adalah seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Oleh karena itu:
Pakaian harus menutupi seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan.
Tidak boleh ada bagian tubuh lain yang terlihat, termasuk rambut, leher, lengan, dan kaki (selain telapak kaki).
Karakteristik Pakaian Muslimah yang Syar'i:
Longgar dan Tidak Ketat: Pakaian tidak boleh membentuk lekuk tubuh. Ini berarti gamis, abaya, atau pakaian lain harus memiliki potongan yang lebar dan tidak menjiplak badan.
Tebal dan Tidak Transparan: Bahan pakaian harus cukup tebal agar tidak memperlihatkan kulit di baliknya. Hindari bahan sifon tipis, renda tipis, atau kain serupa yang tidak menutupi dengan baik.
Menutupi Seluruh Tubuh (Kecuali Wajah & Telapak Tangan):
Hijab/Jilbab/Kerudung: Wajib menutupi seluruh rambut, leher, dan dada. Model hijab yang menutup dada adalah esensial.
Baju/Gamis/Abaya: Harus panjang hingga menutupi seluruh tubuh, termasuk lengan. Lengan yang berenda atau pendek di bawah siku tanpa lapisan tambahan dianggap tidak menutupi aurat.
Celana/Rok: Jika mengenakan celana di balik gamis, pastikan celana tersebut tidak terlihat ketika gamis terangkat. Rok atau gamis panjang lebih diutamakan.
Tidak Menyerupai Pakaian Laki-laki: Hindari pakaian yang secara desain atau potongan identik dengan pakaian laki-laki.
Tidak untuk Pamer: Pakaian yang terlalu mencolok, berwarna cerah berlebihan, dihiasi gemerlap, atau memiliki motif yang menarik perhatian umum, sebaiknya dihindari saat keluar rumah. Tujuannya adalah agar tidak menjadi pusat perhatian.
Tidak Menyerupai Pakaian Wanita Kafir atau Fasik: Islam menganjurkan umatnya untuk memiliki identitas tersendiri, tidak meniru gaya berpakaian yang menjadi ciri khas wanita yang tidak taat agama.
Perempuan Muslim memiliki kebebasan dalam memilih warna dan model pakaian selama memenuhi kriteria syar'i. Yang terpenting adalah niat untuk menjalankan perintah Allah SWT dan menjaga diri.
Penutup
Menjaga aurat dan berpakaian sesuai tuntunan Islam adalah bentuk ibadah yang mendatangkan ketenangan hati dan ketakwaan. Dengan memahami prinsip-prinsip ini, baik laki-laki maupun perempuan dapat memilih pakaian yang pantas, menjaga kehormatan diri, dan menjadi pribadi Muslim yang utuh dalam setiap aspek kehidupannya.
Bagi yang ingin mendalami lebih lanjut, disarankan untuk merujuk pada Al-Qur'an, Hadits, serta kajian para ulama terpercaya.