Dalam dunia batu mulia, Indonesia memiliki kekayaan yang luar biasa, salah satunya adalah bacan combong. Nama ini merujuk pada jenis batu bacan yang memiliki karakteristik unik, yaitu adanya lubang atau rongga di bagian tengahnya. Keunikan inilah yang menjadikannya begitu istimewa dan diburu oleh para kolektor maupun pecinta batu permata. Lebih dari sekadar keindahan fisiknya, bacan combong juga menyimpan berbagai cerita, mitos, dan kepercayaan yang membuatnya semakin menarik.
Bacan combong berasal dari pulau Kasiruta, Halmahera Selatan, Maluku Utara. Nama "combong" sendiri dalam bahasa lokal berarti berlubang atau bolong. Fenomena ini terjadi secara alami akibat proses pembentukan batu selama jutaan tahun. Adanya rongga di tengah batu ini bukan merupakan cacat, melainkan justru menjadi ciri khas utama yang membedakannya dari jenis bacan lainnya. Berbagai jenis bacan, seperti bacan doko dan bacan obi, dapat ditemukan dalam bentuk combong, namun yang paling populer adalah bacan doko combong.
Warna bacan combong sangat beragam, mulai dari hijau bening (hijau giok) yang menjadi favorit banyak orang, hingga hijau kebiruan, bahkan terkadang ada yang memiliki semburat kuning atau coklat. Kualitasnya dinilai berdasarkan kejernihan, warna, serat batu, serta tentu saja, keunikan lubang di tengahnya. Semakin jernih dan semakin simetris bentuk lubangnya, semakin tinggi pula nilainya. Proses pengolahan bacan combong pun memerlukan keahlian khusus agar keunikan dan keindahannya tetap terjaga.
Seperti banyak batu mulia langka lainnya, bacan combong tidak lepas dari berbagai mitos dan kepercayaan yang berkembang di masyarakat. Sebagian orang percaya bahwa batu ini memiliki energi atau kekuatan mistis tertentu. Keberadaan lubang di tengahnya seringkali diinterpretasikan sebagai simbol keterbukaan, kelancaran rezeki, atau bahkan sebagai media untuk mencapai kesuksesan dan kejayaan.
Di beberapa kalangan, bacan combong dipercaya memiliki khasiat penyembuhan atau perlindungan. Ada pula yang mengaitkannya dengan keselarasan spiritual, ketenangan batin, dan keberuntungan dalam kehidupan. Mitos-mitos ini, meskipun tidak memiliki dasar ilmiah, telah memperkaya nilai budaya dan daya tarik bacan combong di mata para peminatnya. Banyak yang menganggap batu ini bukan hanya sebagai perhiasan, tetapi juga sebagai benda bertuah yang dapat membawa pengaruh positif.
Merawat bacan combong relatif mudah, namun tetap memerlukan perhatian. Sebaiknya hindari batu ini dari benturan keras, bahan kimia, dan paparan panas yang berlebihan untuk menjaga kejernihan dan keutuhan warnanya. Cukup dibersihkan secara berkala dengan kain lembut sudah memadai. Keunikan yang dimiliki membuat bacan combong menjadi barang koleksi yang sangat diminati. Harganya bisa sangat bervariasi, tergantung pada kualitas, ukuran, warna, kejernihan, serta seberapa menarik bentuk lubang "combong"-nya.
Bagi para kolektor, menemukan bacan combong dengan kualitas super, terutama yang memiliki lubang sempurna dan warna hijau bening yang memukau, merupakan sebuah pencapaian tersendiri. Fenomena batu ini tidak hanya tentang nilai ekonominya, tetapi juga tentang apresiasi terhadap keindahan alam yang unik dan cerita-cerita yang melingkupinya. Batu bacan combong menjadi bukti bahwa alam semesta masih menyimpan kejutan-kejutan yang luar biasa, yang dapat mempesona dan menginspirasi kita. Ia bukan sekadar batu, melainkan warisan alam yang sarat makna.