Di jantung sejarah Nusantara, tersimpan kisah-kisah epik tentang kerajaan-kerajaan yang pernah berjaya. Salah satu yang paling memikat adalah Kerajaan Sunda, yang kejayaannya terekam dalam berbagai naskah kuno, salah satunya adalah Babad Tanah Pajajaran. Naskah ini bukan sekadar catatan sejarah biasa, melainkan sebuah jendela untuk memahami peradaban, budaya, dan peristiwa penting yang membentuk identitas sebuah bangsa.
Babad Tanah Pajajaran merupakan salah satu sumber primer yang memberikan gambaran mendalam mengenai Kerajaan Sunda, terutama pada masa kejayaannya hingga keruntuhannya. Naskah ini ditulis dalam aksara Sunda Kuno dan menggunakan bahasa Sunda Kuno, sehingga interpretasinya memerlukan keahlian khusus dalam filologi dan linguistik. Keberadaan babad ini menjadi sangat krusial bagi para sejarawan dan arkeolog dalam merekonstruksi garis waktu, silsilah raja, sistem pemerintahan, tatanan sosial, serta ajaran keagamaan yang dianut oleh masyarakat Sunda pada masa itu.
Naskah ini sering kali menyajikan narasi yang bersifat kronologis, dimulai dari legenda asal-usul kerajaan, pemerintahan raja-raja awal, masa-masa kejayaan, hingga peristiwa-peristiwa yang mengantarkan pada keruntuhan. Kisah-kisah dalam Babad Tanah Pajajaran seringkali bercampur antara fakta sejarah dan unsur mitologis atau legenda. Hal ini umum terjadi pada naskah babad di Nusantara, di mana sejarah sering kali dianyam dengan kepercayaan masyarakat dan pandangan dunia pada masanya. Namun, di balik unsur-unsur tersebut, terdapat benang merah yang mengarah pada fakta sejarah yang dapat divalidasi melalui sumber-sumber lain.
Pajajaran, yang merupakan nama ibu kota Kerajaan Sunda, menjadi sentral dari seluruh cerita dalam babad ini. Lokasinya yang strategis, sering kali dikaitkan dengan wilayah sekitar Bogor atau bahkan sebagian wilayah Jawa Barat saat ini, menjadikannya pusat pemerintahan, perdagangan, dan kebudayaan yang penting. Babad Tanah Pajajaran menggambarkan kemegahan istana, keramaian pasar, serta kehidupan spiritual masyarakat yang diwarnai oleh keyakinan leluhur dan pengaruh agama Hindu-Buddha yang kuat sebelum Islam datang.
Masa pemerintahan raja-raja seperti Sri Baduga Maharaja (Prabu Siliwangi) seringkali menjadi sorotan utama dalam babad. Beliau dikenal sebagai raja yang bijaksana dan membawa Kerajaan Sunda pada puncak kejayaannya. Dalam naskah ini, diceritakan bagaimana Sri Baduga Maharaja memajukan pertanian, memperkuat pertahanan, serta menjaga hubungan baik dengan kerajaan-kerajaan lain. Kehidupan istana yang penuh dengan upacara adat, seni pertunjukan, dan ritual keagamaan juga terlukiskan dengan jelas, memberikan gambaran tentang kekayaan budaya masyarakat Sunda kala itu.
Babad Tanah Pajajaran juga mengungkapkan peran strategis Kerajaan Sunda dalam peta politik Nusantara. Catatan mengenai hubungan diplomatik, perjanjian dagang, bahkan konflik dengan kerajaan-kerajaan tetangga, seperti Majapahit di timur atau kesultanan-kesultanan Islam yang mulai berkembang, memberikan wawasan tentang dinamika kekuasaan di era tersebut. Pajajaran bukan kerajaan yang terisolasi; ia adalah bagian dari jaringan interaksi yang kompleks di kepulauan ini.
Peristiwa-peristiwa penting seperti penyerangan oleh kerajaan lain, pergeseran aliansi politik, dan perubahan sosial-keagamaan tercatat dalam babad ini. Keruntuhan Kerajaan Sunda, yang sering dikaitkan dengan faktor eksternal maupun internal, menjadi bagian dari narasi penutup yang tragis namun penting untuk dipahami. Cerita tentang bagaimana pengaruh Islam mulai meresap dan akhirnya menjadi kekuatan dominan di wilayah tersebut juga menjadi babak penting yang diceritakan.
Meskipun Kerajaan Sunda telah lama runtuh, warisan budayanya tetap hidup dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Sunda. Babad Tanah Pajajaran, sebagai salah satu peninggalan tertulisnya, memiliki nilai yang tak ternilai. Ia bukan hanya artefak sejarah, tetapi juga sumber inspirasi dan identitas bagi generasi penerus. Mempelajari dan memahami isi babad ini berarti menggali akar sejarah, menghargai perjuangan leluhur, dan menjaga kelestarian kekayaan budaya Nusantara.
Dalam era digital ini, upaya untuk mengonversi, menerjemahkan, dan mempublikasikan naskah-naskah kuno seperti Babad Tanah Pajajaran menjadi semakin penting. Dengan demikian, kisah-kisah masa lalu dapat diakses oleh khalayak luas, memperkaya pemahaman kita tentang sejarah Indonesia, dan menumbuhkan rasa bangga terhadap warisan leluhur. Babad Tanah Pajajaran adalah bukti nyata bahwa sejarah sebuah kerajaan dapat terus hidup dan relevan, bahkan berabad-abad setelah kejayaannya berlalu.