Di antara jejak sejarah yang terbentang luas di Nusantara, Kerajaan Galuh berdiri sebagai salah satu pilar penting peradaban Sunda. Cerita mengenai kerajaan ini sering kali terbungkus dalam narasi epik yang dikenal sebagai Babad Galuh. Babad, dalam konteks sastra Sunda, merujuk pada catatan sejarah atau kisah tradisional yang ditulis dalam bentuk prosa atau puisi, mengisahkan tentang raja, peristiwa penting, asal-usul, dan legenda yang melingkupi suatu wilayah atau kerajaan. Babad Galuh, khususnya, menjadi jendela berharga untuk memahami tatanan sosial, politik, dan kepercayaan masyarakat Sunda pada masa lampau.
Kerajaan Galuh, yang diperkirakan berpusat di wilayah sekitar Ciamis, Jawa Barat, memainkan peran krusial dalam sejarah Sunda. Munculnya kerajaan ini menandai periode penting dalam konsolidasi kekuasaan dan pembentukan identitas Sunda. Pendiriannya sering dikaitkan dengan tokoh-tokoh legendaris yang kebijaksanaannya membentuk dasar-dasar pemerintahan dan norma masyarakat. Babad Galuh tidak hanya mencatat kronologi raja-raja yang memerintah, tetapi juga menyoroti bagaimana kekuatan politik dan kebudayaan berjalin erat dalam membentuk wajah kerajaan. Kisah para raja sering kali dibumbui dengan unsur-unsur magis, pertarungan kekuasaan, serta hubungan dengan kerajaan lain di sekitarnya, yang semuanya tercermin dalam kekayaan narasi babad.
Babad Galuh sering kali memulai kisahnya dengan menelusuri akar-akar pendirian kerajaan. Menurut tradisi, Galuh didirikan oleh Prabu Tarumanagara, seorang tokoh yang diyakini sebagai penerus Dinasti Tarumanagara yang lebih awal. Namun, legenda lain menyebutkan bahwa Kerajaan Galuh didirikan oleh seseorang bernama Sang Layang Kalang yang melarikan diri dari kejaran musuh dan kemudian mendirikan pemukiman yang kelak menjadi Galuh. Perbedaan narasi ini justru menambah kekayaan dan kompleksitas sejarah yang disajikan dalam babad. Yang pasti, Galuh muncul sebagai kekuatan yang signifikan di tanah Sunda, mengukir sejarahnya sendiri di samping atau bahkan menggantikan pengaruh kerajaan sebelumnya.
Melalui Babad Galuh, kita dapat mengintip struktur pemerintahan yang diterapkan. Seperti kerajaan-kerajaan pada umumnya di masa itu, Galuh dipimpin oleh seorang raja yang memegang kekuasaan tertinggi. Di bawah raja, terdapat jajaran pejabat dan para pembesar kerajaan yang membantu menjalankan roda pemerintahan. Sistem sosial di Galuh kemungkinan besar terorganisir dengan baik, dengan stratifikasi sosial yang mencerminkan peran dan kedudukan masing-masing individu. Babad juga sering kali menggambarkan bagaimana interaksi antara raja dengan rakyatnya, serta bagaimana hukum dan adat istiadat dijaga dan ditegakkan. Kehidupan ekonomi kerajaan sangat bergantung pada pertanian, mengingat lokasinya yang strategis di wilayah subur. Perdagangan, meskipun mungkin tidak sebesar kerajaan pesisir, juga menjadi bagian dari aktivitas ekonomi Galuh.
Kerajaan Galuh juga dikenal karena warisan budayanya yang kaya. Banyak sekali peninggalan arkeologis dan tradisi lisan yang masih dapat ditemukan, yang semuanya berkaitan erat dengan cerita dalam Babad Galuh. Seni rupa, musik, dan tarian tradisional Sunda seringkali diyakini berakar dari masa kejayaan Galuh. Selain itu, aspek spiritual dan kepercayaan masyarakat juga menjadi bagian penting dari narasi babad. Hubungan antara manusia dengan kekuatan supranatural, ritual-ritual keagamaan, serta praktik kepercayaan animisme atau dinamisme, seringkali digambarkan dengan detail. Hal ini menunjukkan bahwa kehidupan spiritual memainkan peran yang sangat sentral dalam membentuk pandangan dunia masyarakat Galuh.
Meskipun banyak catatan sejarah yang bersifat objektif, Babad Galuh seringkali memadukan fakta dengan unsur mitos dan legenda. Hal ini tidak mengurangi nilai historisnya, melainkan justru memperkaya pemahaman kita tentang bagaimana masyarakat pada masa itu melihat dunia, mempercayai leluhur mereka, dan mewariskan cerita dari generasi ke generasi. Mempelajari Babad Galuh adalah sebuah perjalanan ke masa lalu, menggali akar budaya Sunda yang dalam, dan menghargai jejak peradaban yang telah membentuk sebagian dari identitas Indonesia saat ini. Keberadaan babad ini menjadi pengingat akan pentingnya menjaga dan melestarikan warisan sejarah dan budaya agar tidak hilang ditelan zaman.