Dalam budaya Jawa, menjalin silaturahmi dan berbagi kebahagiaan merupakan hal yang sangat dijunjung tinggi. Salah satu momen penting dalam tradisi ini adalah acara selamatan, syukuran, atau peringatan yang seringkali membutuhkan undangan. Mengatur sebuah undangan dalam bahasa Jawa tidak hanya sekadar menyampaikan informasi, tetapi juga mengandung nilai-nilai kesopanan, kerendahan hati, dan rasa hormat kepada tamu undangan.
Artikel ini akan mengupas tuntas mengenai "atur atur undangan bahasa Jawa", mulai dari etiket penulisan, pilihan kata yang tepat, hingga berbagai contoh yang bisa Anda adaptasi. Memahami cara membuat undangan yang baik dan benar dalam bahasa Jawa akan membantu Anda menciptakan kesan yang mendalam dan menghargai tamu undangan Anda.
Bahasa Jawa memiliki kekayaan kosa kata dan tata bahasa yang halus, terutama ketika digunakan dalam konteks formal seperti undangan. Penggunaan bahasa Jawa yang tepat menunjukkan:
Sama seperti undangan pada umumnya, undangan bahasa Jawa juga memiliki elemen-elemen kunci yang harus disertakan. Namun, cara penyampaiannya yang perlu diperhatikan:
Dimulai dengan salam yang sopan. Pilihan umum meliputi:
Atau salam yang lebih umum seperti "Dumateng Bapak/Ibu/Saudara/i ingkang kinabekten..." yang berarti "Kepada Bapak/Ibu/Saudara/i yang terhormat..."
Menyebutkan nama lengkap pengundang (orang tua atau pihak yang mengundang). Jika ini adalah undangan pribadi, maka nama yang bersangkutanlah yang ditulis.
Ini adalah inti dari undangan. Jelaskan acara apa yang akan diselenggarakan, misalnya:
Penting untuk menggunakan krama inggil untuk menyebut diri sendiri atau keluarga, misalnya menggunakan "kula" (saya) dan "panjenengan" (Anda) untuk tamu.
Informasi yang sangat krusial, meliputi:
Contoh penulisan waktu: "Wanci tabuh 08.00 WIB (enjing)" untuk pukul 08.00 pagi.
Menyatakan harapan agar tamu dapat hadir dan mendoakan kelancaran acara. Frasa yang umum digunakan adalah "Nyuwun pangestu sarta rawuh panjenengan..." (Memohon restu serta kehadiran Anda...).
Diakhiri dengan salam penutup yang sopan, seperti "Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh." atau "Matur nuwun."
Tips Penting: Dalam memilih kata, perhatikan konteks dan siapa saja yang akan diundang. Jika tamu mayoritas adalah orang tua atau sesepuh, penggunaan krama inggil yang lebih mendalam sangat dianjurkan. Namun, jika ada tamu dari berbagai kalangan, krama madya bisa menjadi pilihan yang aman agar tidak terlalu kaku.
Berikut adalah contoh undangan sederhana untuk acara syukuran kelahiran anak dalam bahasa Jawa:
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Kanthi ngunjukaken puji syukur dumateng Gusti Ingkang Maha Agung, kula, Bapak Bambang & Ibu Siti Aminah, ngaturaken undhangan dumateng panjenengan sadaya, kagem rawuh wonten ing pahargyan walimatul tasmiyah putra kawula ingkang nembe miyos.
Acara punika badhe katindakaken wonten:
Mugi-mugi kanthi rawuh lan donga pangestu panjenengan, putra kawula saged dados lare ingkang sholehah, berbakti, lan dados kebanggaan kulawarga.
Nyuwun pangapunten menawi wonten kalepatan ing atur kula. Matur nuwun.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Proses "atur atur undangan bahasa Jawa" dapat disesuaikan untuk berbagai jenis acara:
Intinya adalah menjaga kesantunan dan kejelasan informasi, dengan pilihan kata yang paling sesuai dengan acara dan tamu yang diundang.