Kehamilan adalah periode yang penuh dengan perubahan dan tuntutan nutrisi yang meningkat bagi ibu dan janin yang sedang berkembang. Salah satu nutrisi yang sangat penting, bahkan seringkali disebut sebagai nutrisi ajaib bagi kesehatan kehamilan, adalah asam folat. Memastikan asupan asam folat yang cukup setiap hari bukan hanya sebuah rekomendasi, melainkan sebuah keharusan untuk mencegah berbagai masalah perkembangan janin yang serius.
Asam folat, atau dikenal juga sebagai vitamin B9, memainkan peran fundamental dalam pembentukan DNA, RNA, dan protein. Selama masa kehamilan, sel-sel janin berkembang dengan sangat pesat. Asam folat berperan krusial dalam proses pembelahan sel yang cepat ini, serta dalam pembentukan tabung saraf (neural tube) yang kemudian akan berkembang menjadi otak dan sumsum tulang belakang janin.
Kekurangan asam folat pada awal kehamilan, seringkali sebelum ibu menyadari dirinya hamil, dapat meningkatkan risiko cacat lahir serius pada otak dan sumsum tulang belakang. Kondisi ini dikenal sebagai cacat tabung saraf (neural tube defects/NTDs), yang paling umum meliputi spina bifida (kelainan pada tulang belakang) dan anencephaly (tidak terbentuknya sebagian besar otak dan tengkorak).
Pedoman umum dari berbagai badan kesehatan terkemuka menyarankan wanita yang berencana hamil, sedang hamil, atau menyusui untuk mengonsumsi setidaknya 400 mikrogram (mcg) asam folat setiap hari. Rekomendasi ini sangat penting untuk diterapkan sejak dini, bahkan idealnya dimulai beberapa bulan sebelum kehamilan.
Bagi ibu hamil yang memiliki riwayat keluarga dengan cacat tabung saraf, atau memiliki kondisi medis tertentu seperti diabetes atau obesitas, dokter mungkin akan merekomendasikan dosis asam folat yang lebih tinggi, yaitu sekitar 4000 mikrogram (4 mg) per hari. Namun, penting untuk diingat bahwa dosis yang lebih tinggi ini harus selalu di bawah pengawasan dan resep dokter.
Meskipun asam folat dapat diperoleh dari makanan, seringkali sulit untuk mencapai dosis yang direkomendasikan hanya dari diet saja, terutama di negara-negara di mana makanan pokok tidak difortifikasi dengan asam folat. Oleh karena itu, suplemen asam folat menjadi cara paling efektif dan terjamin untuk memenuhi kebutuhan harian.
Dalam beberapa negara, tepung, sereal, dan roti seringkali difortifikasi dengan asam folat. Periksa label kemasan produk untuk mengetahui apakah makanan tersebut diperkaya dengan asam folat.
Mengingat pentingnya asam folat untuk mencegah cacat tabung saraf, banyak dokter merekomendasikan ibu hamil untuk mengonsumsi suplemen asam folat, biasanya dalam bentuk asam folat sintetik (folic acid). Bentuk ini lebih mudah diserap oleh tubuh dibandingkan folat dari makanan saja.
Idealnya, konsumsi suplemen asam folat dimulai setidaknya satu bulan sebelum mencoba untuk hamil. Setelah dinyatakan hamil, konsumsi dapat dilanjutkan sepanjang trimester pertama, dan seringkali direkomendasikan untuk terus dikonsumsi sepanjang masa kehamilan untuk mendukung pertumbuhan janin secara keseluruhan.
Memastikan asupan asam folat yang cukup adalah salah satu langkah paling sederhana namun paling berdampak yang dapat dilakukan calon ibu untuk kesehatan jangka panjang bayinya. Dengan pemahaman yang tepat dan perencanaan yang matang, Anda dapat memberikan pondasi terbaik bagi perkembangan janin Anda.