Arjuna Wiwaha adalah sebuah kakawin (puisi epik) berbahasa Jawa Kuno yang sangat terkenal, dianggap sebagai salah satu puncak pencapaian sastra Jawa. Ditulis oleh Mpu Kanwa, karya ini diperkirakan berasal dari masa pemerintahan Raja Airlangga di Kerajaan Kediri, sekitar abad ke-11 Masehi. Nama "Arjuna Wiwaha" sendiri secara harfiah berarti "Perkawinan Arjuna" atau "Pernikahan Arjuna", namun makna sebenarnya jauh lebih mendalam dari sekadar peristiwa pernikahan. Kakawin ini mengisahkan perjuangan dan ujian yang dihadapi oleh Arjuna, salah satu tokoh sentral dalam wiracarita Mahabharata.
Kisah dalam Arjuna Wiwaha berawal dari situasi genting yang dihadapi para dewa di kahyangan. Mereka terancam oleh kekuatan raksasa berbahaya bernama Niwatakawaca, yang tak tertaklukkan oleh dewa maupun manusia. Dalam keputusasaan, para dewa teringat akan kekuatan luar biasa yang dimiliki oleh Arjuna, sang ksatria Pandawa yang terkenal akan keahlian memanahnya dan keteguhan spiritualnya. Para dewa pun memohon bantuan Arjuna untuk mengalahkan raksasa tersebut demi menyelamatkan alam semesta.
Untuk dapat mengalahkan Niwatakawaca, Arjuna diyakini memerlukan kekuatan tambahan yang hanya bisa didapatkan melalui tapa brata (laku spiritual) yang sangat berat. Ia pun memutuskan untuk melakukan pertapaan di hutan Indrakila, meninggalkan kesibukan duniawi dan godaan nafsu. Selama pertapaannya, Arjuna menghadapi berbagai cobaan yang menguji ketahanan fisik dan mentalnya. Ia harus menahan lapar, haus, dingin, panas, dan bahkan godaan dari para bidadari yang dikirim oleh Dewa Indra untuk menguji kesucian dan keteguhannya.
Salah satu bagian paling ikonik dari kisah ini adalah ketika Arjuna berhadapan dengan Batara Siwa dalam wujud seorang pemburu (dwijawara). Dalam pertarungan sengit, Arjuna berhasil mengalahkan Sang Hyang Siwa. Kekalahan ini justru menjadi bukti kehebatan Arjuna di mata Dewa Siwa, yang akhirnya memberikan anugerah senjata pusaka sakti, yaitu Pasupati. Senjata inilah yang kelak akan digunakan Arjuna untuk menaklukkan Niwatakawaca. Selain itu, Arjuna juga bertemu dan kemudian memperistri bidadari Supraba, yang merupakan bagian dari ujian sekaligus anugerah atas keberhasilannya dalam bertapa.
Lebih dari sekadar kisah kepahlawanan, Arjuna Wiwaha sarat dengan makna filosofis. Kakawin ini menggambarkan pentingnya pengendalian diri, ketekunan, dan kesungguhan dalam mencapai tujuan luhur. Perjuangan Arjuna menunjukkan bahwa kekuatan sejati tidak hanya berasal dari kemampuan fisik atau senjata, tetapi juga dari kekuatan batin dan spiritual. Ujian-ujian yang dihadapinya melambangkan godaan dan rintangan yang seringkali harus dilalui seseorang dalam perjalanan hidup untuk mencapai pencerahan atau kesuksesan.
Kisah ini juga merefleksikan pandangan dunia masyarakat Jawa Kuno yang sangat dipengaruhi oleh ajaran Hindu. Konsep karma, dharma, dan moksa tersirat dalam perjalanan Arjuna. Perjuangan dan pengorbanannya adalah manifestasi dari kewajiban seorang ksatria untuk melindungi kebaikan dan kebenaran. Keberhasilannya dalam mengalahkan musuh dan mendapatkan anugerah ilahi merupakan buah dari perbuatan baik dan laku spiritual yang tekun.
Arjuna Wiwaha memiliki pengaruh yang sangat besar dalam perkembangan sastra, seni, dan budaya Jawa. Kakawin ini menjadi tolok ukur bagi karya-karya sastra selanjutnya, baik dalam hal gaya bahasa, struktur naratif, maupun kedalaman tema. Penggambaran tokoh Arjuna, pertempurannya, serta interaksinya dengan para dewa dan makhluk gaib telah menginspirasi banyak bentuk seni pertunjukan seperti wayang kulit, tari, dan seni rupa.
Bahasa yang digunakan Mpu Kanwa dalam Arjuna Wiwaha sangat indah dan puitis, memadukan unsur-unsur bahasa Sanskerta dengan kekayaan kosakata Jawa Kuno. Hal ini menjadikan kakawin ini sebagai sumber penting bagi studi linguistik dan filologi. Keterkenalan Arjuna Wiwaha juga menegaskan posisinya sebagai salah satu karya sastra klasik nusantara yang wajib dipelajari dan dilestarikan sebagai warisan budaya bangsa.
Jadi, jika bertanya Arjuna Wiwaha adalah apa, jawabannya adalah sebuah mahakarya sastra epik Jawa Kuno yang mengisahkan perjuangan heroik dan spiritual Arjuna, mengandung nilai-nilai filosofis mendalam, dan memberikan warisan budaya yang tak ternilai bagi Indonesia.