Novel "Habibie & Ainun" mengisahkan perjalanan cinta luar biasa antara Bacharuddin Jusuf Habibie, seorang jenius teknologi penerbangan, dan Hasri Ainun Besari, seorang dokter cerdas dan berdedikasi. Cerita ini bukan sekadar romansa, melainkan sebuah epik tentang cinta, pengabdian, cita-cita, dan perjuangan yang terjalin erat dengan sejarah bangsa Indonesia.
Alur cerita novel ini dimulai dari pertemuan pertama B.J. Habibie dan Ainun di bangku sekolah menengah atas di Bandung. Pertemuan yang awalnya hanya sebatas teman sekolah perlahan berkembang menjadi rasa saling mengagumi. Habibie, yang kala itu sudah menunjukkan kecemerlangan akademisnya dan kegemarannya pada dunia penerbangan, terpikat oleh kecerdasan dan kelembutan Ainun. Sebaliknya, Ainun terpesona oleh visi, semangat belajar, dan keunikan pemikiran Habibie. Hubungan mereka semakin erat melalui surat-menyurat dan pertemuan singkat di tengah kesibukan masing-masing.
Perpisahan tak terhindarkan ketika Habibie memutuskan untuk melanjutkan pendidikan tekniknya di Jerman Barat. Jarak yang memisahkan mereka justru menguji kekuatan cinta mereka. Melalui surat-surat yang penuh kerinduan dan janji, mereka menjaga api asmara tetap menyala. Ainun, yang juga melanjutkan studinya di bidang kedokteran, menjadi sumber inspirasi dan kekuatan moral bagi Habibie dalam menghadapi tantangan di negeri asing. Kisah perjuangan Habibie dalam menyelesaikan studi tekniknya, kegigihannya dalam merintis karier di industri penerbangan Jerman, dan cita-citanya untuk membangun industri kedirgantaraan Indonesia menjadi bagian penting dari alur cerita ini.
Setelah bertahun-tahun berjuang dan meraih kesuksesan di Jerman, Habibie akhirnya kembali ke Indonesia dengan membawa misi besar. Pernikahannya dengan Ainun menjadi babak baru dalam kehidupan mereka. Ainun mengesampingkan karier medisnya demi mendukung penuh perjuangan suaminya yang memiliki ambisi besar untuk kemajuan teknologi Indonesia. Peran Ainun sebagai ibu rumah tangga, pendamping setia, dan kritikus yang membangun bagi Habibie sangat digambarkan dengan detail. Ia menjadi 'rumah' tempat Habibie kembali setelah menghadapi berbagai tekanan dan kerumitan tugas negara.
Alur cerita kemudian menyoroti perjalanan karier Habibie yang gemilang. Dari menjadi ilmuwan terkemuka di Messerschmitt-Bölkow-Blohm (MBB), hingga kembali ke Indonesia dan memegang berbagai jabatan penting, termasuk Menteri Riset dan Teknologi, dan puncaknya menjadi Presiden Republik Indonesia ketiga. Di setiap langkahnya, Ainun selalu hadir sebagai penyemangat, penyeimbang, dan tempat berbagi suka duka. Kecintaannya yang tulus dan kesabarannya menjadi jangkar bagi Habibie di tengah badai politik dan tantangan bangsa.
Masa kepresidenan Habibie, meskipun singkat, diwarnai oleh keputusan-keputusan penting dan perjuangan berat. Di balik layar, Ainun terus memberikan dukungan moral yang tak ternilai. Novel ini dengan menyentuh menggambarkan bagaimana Ainun, yang kemudian berjuang melawan penyakit kanker, tetap menunjukkan ketegaran luar biasa. Hingga akhir hayatnya, cinta dan dedikasi Ainun kepada Habibie tetap tak tergoyahkan, menjadi sumber kekuatan terbesar bagi Habibie dalam menghadapi kehilangan yang paling mendalam.
Puncak emosional dari alur cerita ini adalah perjuangan Ainun melawan penyakitnya dan kepergiannya yang abadi. Habibie merawat Ainun dengan penuh kasih sayang dan ketulusan hingga detik-detik terakhir. Kisah cinta mereka yang telah teruji oleh waktu, jarak, dan tantangan hidup ini mengajarkan arti kesetiaan, pengorbanan, dan kekuatan cinta sejati yang mampu melampaui batas kehidupan. Novel "Habibie & Ainun" bukan hanya dokumentasi kisah cinta, tetapi juga inspirasi tentang bagaimana cinta dapat mendorong seseorang untuk mencapai hal-hal luar biasa dan bagaimana kebersamaan dalam suka maupun duka dapat membentuk karakter yang kuat. Kisah ini terus hidup dan menginspirasi banyak orang tentang makna cinta yang sesungguhnya.